1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perancis Digoyang Skandal

21 Juni 2010

Kekisruhan masih melanda timas Perancis usai pengusiran terhadap Nicolas Anelka. Percekcokan antara kapten Evra dan pelatih fitnes timnas saat pemusatan latihan berujung penolakan pemain untuk melanjutkan latihan

https://p.dw.com/p/Ny7N
Pelatih timnas Perancis Raymond Domenech (ka.) membacakan surat pernyataan para pemain kepada wartawanFoto: dpa

Ada apa dengan Perancis? dengan makian kasar terhadap pelatih Raymond Domenech oleh Nicolas Anelka, gejolak di tubuh timnas terus berlanjut sejak hasil imbang dan kekalahan pahit 0:2 melawan Mexiko di babak penyisihan grup Piala Dunia. Namun seakan belum cukup, juara kedua di Piala Dunia 2006 itu terus menciptakan skandal baru di Afrika Selatan.

Sesaat setelah dimulainya latihan di Knysna terjadi percekcokan panas antara kapten tim Patrice Evra dan pelatih fitnes Robert Duverne. Pelatih Raymond Domenech buru-buru menengahi keduanya, Duverne yang masih kesal kemudian pergi dan melempar jamnya ke tengah lapangan. Tidak lama kemudian para pemain berkumpul dan memutuskan untuk menghentikan latihan sebagai aksi solidaritas terhadap Evra dan pengusiran Anelka.

"Ini adalah skandal bagi Perancis, timnas dan federasi," tukas Manajer tim Jean-Louis Valentin. Ia menjelaskan, para pemain menolak untuk berlatih, "ini adalah hal yang tidak bisa diterima," ujarnya.

Valentin kemudian menyatakan mengundurkan diri dari posisinya, "bagi saya ini telah berakhir. Saya meninggalkan federasi. saya sangat marah," katanya sebelum kemudian meninggalkan wartawan dan masuk ke mobilnya.

Domenech membacakan pernyataan pemain

Setelah para pemain meninggalkan area latihan, Domenech menghadap wartawan untuk membacakan surat pernyataan Ribery dkk. "Semua pemain, tanpa pengecualian, memrotes keputusan FFF (Federasi Sepak Bola Perancis, red.) yang menskors Nicolas Anelka," kutipnya.

Penolakan FFF untuk berkonsultasi terlebih dahulu terhadap para pemain sebelum mengusir Nicolas Anelka, berujung pada aksi boikot latihan. Di ujung surat tersebut tertulis, "Kami menyadari tanggungjawab dan akan mengupayakan segalanya agar Perancis mendapat kembali kehormatannya."

FFF sontak menyebut ulah para pemain sebagai "tidak bisa diterima" dan berjanji akan mengambil kosekuensi dari krisis ini seusai Piala Dunia. Dalam halaman internetnya, FFF menyatakan "terkejut" atas aksi pemain meninggalkan pemusatan latinan di Knysna. Dalam pernyataan tertulisnya, federasi Perancis meminta maaf atas kelakukan para pemain.

Pemain berupaya mengungkap kebocoran

Skandal terbaru di timnas Perancis juga memicu spekulasi seputar kebocoran informasi dari tubuh tim. Bagi Evra dan Franck Ribery, seorang "pengkhianat" telah menyebabkan pengusiran terhadap Anelka setelah makiannya terhadap Domenech lolos ke publik.

Penyerang FC Chelsea itu sebelumnya dilaporkan memaki Domench, di antaranya dengan kata-kata "anak pelacur" di masa istirahat pada pertandingan melawan Mexiko. Domenech kemudian mengganti Anelka di babak kedua.

Ribery mengaku matanya "berkaca-kaca" saat Anelka pamit dari markas timnas. Gelandang FC Bayern itu menjelaskan, para pemain menginginkan Anelka tetap bermain di Piala Dunia. "Ia sangat terpukul karena ia sangat mencintai timnas," ujarnya.

Setelah hasil imbang dan kekalahan di dua pertandingan pertama, nasib Perancis di Piala Dunia kini bergantung pada pertandingan antara Mexiko dan Uruguay. Jika kedua tim bermain imbang, juara dunia 1998 itu harus siap berpisah dari Afrika Selatan, terlepas dari hasil pertandingan melawan Afrika Selatan.


Rizki Nugraha/afpd/dpa/sid
Editor: Agus Setiawan