1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perancis-Italia Serukan Reformasi Schengen

26 April 2011

Perancis dan Italia menyerukan reformasi terhadap perjanjian perbatasan Schengen. Seruan didorong krisis imigran dari Afrika Utara ke Italia. Pemimpin kedua negara mengirim surat resmi ke petinggi Uni Eropa.

https://p.dw.com/p/114NG
Foto: picture-alliance/ dpa

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy bertemu dengan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi di Roma hari Selasa (26/4) untuk mengakhiri ketegangan akibat krisis imigran. Sejak awal tahun, pengungsi dari Tunisia memasuki Eropa dari Italia yang memberikan izin tinggal sementara ke hampir 25 ribu diantaranya. Para pengungsi kemudian berusaha masuk Perancis yang telah menjadi rumah bagi banyak pengungsi Tunisia dan kebanyakan pengungsi fasih bahasa Perancis.

Tuntutan Reformasi Schengen

Usai pertemuan, Sarkozy dan Berlusconi mengirim surat kepada presiden Dewan Eropa, Herman van Rompuy, dan presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barroso. "Situasi berkaitan dengan migrasi dari wilayah Laut Tengah dapat secara drastis berubah menjadi krisis kepercayaan antara negara-negara Uni Eropa mengenai prinsip perbatasan di wilayah Schengen," tulis Sarkozy dan Berlusconi dalam surat. Kedua negara mengusulkan reformasi perjanjian Schengen yang mengizinkan negara anggota kembali memberlakukan kontrol perbatasan internal untuk sementara saat dihadapi dengan aliran pengungsi. Perjanjian Schengen yang mengatur kebebasan bepergian tanpa paspor antara 25 negara anggota Uni Eropa harus ditinjau ulang. Surat juga berisi tuntutan mengenai seperangkat norma baru untuk mengatur pemberian suaka oleh negara anggota Uni Eropa. Termasuk akses ke kumpulan data seperti Eurodac untuk menghindari kejahatan terorganisir.

Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi (kiri) dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy
Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi (kiri) dan Presiden Perancis Nicolas SarkozyFoto: picture-alliance/dpa

Proposal Komisi Eropa

Belum ada komentar resmi dari Komisi Eropa mengenai pernyataan bersama Perancis dan Italia. Juru bicara Olivier Bailly justru menekankan pentingnya sebuah solusi untuk menyelesaikan perselisihan antara kedua negara. Meski Bailly membenarkan diperlukannya diskusi mengenai kode Schengen yang memperbolehkan negara anggota memberlakukan kontrol internal sementara. Saat ini, negara-negara anggota hanya diperbolehkan untuk mengontrol perbatasan dengan pemberitahuan terlebih dahulu seperti menjelang Piala Dunia atau jika ada ancaman terhadap ketertiban umum. Alasan yang terakhir sempat digunakan Perancis untuk menghentikan kereta dari Italia yang mengangkut pengungsi Tunisia di perbatasan. Langkah ini yang membuat Italia geram.

Sebuah kapal mengangkut pengungsi dari Afrika Utara tiba di pulau Lampedusa di Italia awal April
Sebuah kapal mengangkut pengungsi dari Afrika Utara tiba di pulau Lampedusa di Italia awal AprilFoto: picture alliance/dpa

Secara terpisah, Komisi Eropa tengah menggodok proposal untuk mengatasi migrasi dari wilayah Laut Tengah. Proposal masih dibahas para menteri Uni Eropa dan baru akan dipublikasikan 4 Mei mendatang. Proposal akan berisi isu ketegangan Perancis dengan Italia, termasuk menciptakan sistem suaka bersama dan melibatkan negara-negara Afrika Utara dalam mengatasi masalah migrasi dalam jangka panjang.

afp/dpa/Carissa Paramita

Editor: Vidi Legowo-Zipperer