1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perancis Larang Pil Anti Jerawat Diane 35

Dyan Andriana Kostermans31 Januari 2013

Di Perancis terjadi empat kasus kematian akibat obat jerawat Diane 35, yang juga digunakan sebagai pil anti hamil. Kini badan berwenang menarik konsekuensi dengan merang peredaran pil itu di Perancis.

https://p.dw.com/p/17Uz8
Foto: Getty Images

Badan pengawas keamanan obat Perancis ANSM mengumumkan bahwa obat anti jerawat berupa pil 'Diane 35' dari perusahaan farmasi Jerman Bayer, dalam waktu dekat tidak boleh lagi dijual di Perancis. Alasannnya, obat itu memiliki efek sampingan yang membahayakan.

Obat jerawat Diane 35 yang juga kerap digunakan sebagai pil anti hamil itu akan dilarang setelah masa transisi tiga bulan. "Risikonya lebih tinggi dibanding pengaruh akibat jerawat,“ kata pimpinan ANSM Dominique Maraninchi. Pil anti jerawat itu meningkatkan empat kali lipat risiko bahaya terjadinya trombosis, demikian keterangan badan tersebut.

Di Perancis kasus kematian empat perempuan dalam 25 tahun terakhir merupakan dampak trombosis yang terkait dengan penggunaan pil tersebut. Senin (28/1) badan pengawas keamanan obat menyerukan kepada dokter-dokter di Perancis, agar tidak lagi memberi resep 'Diane 35'. Sementara itu akan diperiksa 125 kasus trombosis lainnya. Keputusan ASNM juga berlaku bagi obat-obat generik sejenis yang lebih murah.

Tak Ada Studi Klinis Memadai

Obat yang sebetulnya dibuat untuk melawan jerawat itu, seharusnya juga tidak digunakan sebagai pil anti hamil, dijelaskan ANSM. Tidak ada studi klinis yang memadai, yang dapat membuktikan keampuhannya sebagai pil anti hamil.

Logo der Bayer AG
Bayer tegaskan obat jerawat Diane 35 tidak seharusnya digunakan sebagai´pil anti hamil.Foto: dapd

Sebagai obat jerawat Diane 35 “setelah penilaian semua data yang ada” tidak lagi bisa digunakan sehubungan risiko trombosis. Namun Maraninchi menyerukan kepada para perempuan yang meminum pil Diane 35 untuk tidak langsung menghentikan penggunaan obat itu. Disarankan agar mereka berkonsultasi dengan dokternya guna mencari tahu mengenai peluang terapi alternatifnya.

Meski demikian menurut ANSM, dokter-dokter tidak diijinkan lagi menuliskan resep untuk Diane 35. Apotek-apotek untuk sementara waktu masih boleh menjual pil-pil itu walaupun dalam jumlah kecil, agar para pasien tidak mendadak terpaksa menghentikan proses perawatannya. Dalam tiga bulan mendatang akan diberlakukan larangan penjualan total.

Jangan Panik

Menteri Kesehatan Perancis, Marisol Touraine mengatakan, pengguna pil Diane 35 hendaknya tidak panik. Para perempuan yang selama ini menggunakan pil itu, seperti yang dianjurkan Badan Pengawas Keamanan Obat ANSM, tidak mendadak menghentikan penggunaannnya.

Obat buatan Jerman itu sejak tahun 1987 diijinkan beredar di Perancis sebagai obat anti jerawat. Sehubungan kandungan hormon yang memiliki efek kontrasepsi, pil itu juga diminum sebagai pil anti hamil, oleh sekitar 315 ribu perempuan di Perancis, demikian menurut informasi ANSM.

Perusahaan farmasi Jerman, Bayer Minggu (27/1) menekankan, bahwa obat itu hanya boleh diberikan untuk penyembuhan jerawat. 'Diane 35' tidak dianjurkan sebagai obat yang berfungsi mencegah kehamilan. Selain itu dalam informasi keterangan di bungkus obat, telah tertulis risiko terjadinya trombosis. Berdasarkan keterangan ANSM saat ini 'Diane 35' dijual di 116 negara.

DK/AS (afp, dapd)