1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perang Afghanistan, Warga Sipil Yang Menjadi Korban

15 Desember 2009

Informasi tentang serangan truk tanki di Kundus semakin lama semakin terus terkuak. Korban jiwa warga sipil akibat serangan pasukan internasional ISAF di bawah kepemimpinan Stanley McChristal dikritik tajam.

https://p.dw.com/p/L23A
Stanley McChrystalFoto: AP

Lewat pembunuhan demi pembunuhan, selama bertahun-tahun pemimpin ISAF Stanley McChrystal berusaha setengah mati untuk dapat mengalahkan kelompok Taliban. "Itu tidak akan berhasil,“ ujar mantan perwira Angkatan Darat Amerika Serikat, yang juga merupakan mantan perwira Pentagon, Andrew Exum. Ia mengenal dekat McChrystal dan pernah menjadi penasihat jendral yang berpengaruh itu.

Sebelum diangkat persiden Amerika Serikat Barack Obama sebagai komandan di Afghanistan, McChrystal dari tahun 2003-2005 memimpin pasukan khusus. McChrystal memimpin pasukan elit bernama "Jasoc" yang merupakan kependekan dari Komando Operasi Khusus Bersama. Badan khusus ini bekerjasama dengan dinas rahasia AS CIA dan perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa tentara bayaran seperti Blackwater. Tujuannya hanya satu: sebanyak mungkin menghabisi para pemimpin Al Qaida dan Taliban. Meski kerap rakyat sipil harus menjadi korban: "Jika kita memburu seorang pemimpin Taliban dalam sebuah gedung, di mana terdapat 34 rakyat sipil, maka jumlah korban yang tewas hari itu jadi 35 orang.“

Demikian berjalan bertahun-tahun operasi khusus di bawah kepemimpinan McChrsytal seperti dilaporkan Jeremy Scahill dalam siaran radio DemocracyNow. "Mantan Wakil Presiden Dick Chenney dan mantan Menteri PPertahanan Rumsfeld telah menggunakan pasukan khusus dan McChrystal untuk melaksanakan konsep perang melawan terorisme mereka. Ini dilakukan di balik kemasan kepemimpinan militer dan dukungan penduduk sipil,“ dikatakan Jeremy Scahil.

"McChrystal mempunyai masa lalu kelam,“ ujar jurnalis AS dan pakar politik Tom Engelhardt. Bukan suatu kebetulan, bahwa mantan Presiden George W.Bush dan Dick Chenney menunjuknya sebagai pemimpin militer. Di akhir kepemimpinan Bush, Chrystal telah menunjukan minat besar pada operasi rahasia di perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan.

Dalam masa awal kepemimpinan Presiden Barack Obama, Chrystal meminta penggunaan pesawat tempur tanpa awak Predator untuk operasi militer di wilayah Pakistan. Baru beberapa hari memangku jabatan presiden, Barack Obama menyambut baik penggunaan pesawat tempaur tanpa awak ini yang dilengkapi dengan roket dan bom kendali jarak jauh. Dalam sepuluh bulan kepemimpinan Barack Obama, 500 an rakyat sipil tewas jadi korban.

Kematian para simpatisan Taliban dan banyak kerabatnya yang tidak berdosa akibat serangan ini merupakan risiko besar, ujar mantan penasihat Chrystal, Andrew Exum. Apalagi karena bukan hanya pemimpin Al Qaida saja yang menjadi korbannya, melainkan banyak rakyat sipil, bahkan anak-anak, ujar Exum yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagi penasihat di Pentagon, karena tidak setuju dengan strategi perang AS yang dijalankan di Afghanistan saat ini.

Sementara penulis AS Tom Engelhardt menilai, WPerang ini hanyalah menciptakan teror baru.“

Ralph Sina/Ayu Purwaningsih

Editor: Hendra Pasuhuk