1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perang Berlanjut Saat DK PBB Bahas Resolusi Suriah

3 April 2012

Menurut pejabat Suriah, sebagian pasukan militer telah diperintahkan untuk keluar dari kota yang diduduki. Namun, peperangan tetap terjadi di wilayah lain.

https://p.dw.com/p/14XHy
Foto: dapd

Salah seorang pejabat pemerintah Suriah yang menolak disebutkan namanya, mengatakan kepada kantor berita AP, pasukan mulai ditarik dari beberapa kota dan kembali ke pangkalan militer masing-masing. Penarikan pasukan dimulai dari kota-kota yang tenang. Sementara di wilayah lain, pasukan rezim terus menggempur.

Assad harus tepati komitmen

Selasa (3/4), pemerintah Amerika Serikat mengatakan Presiden Suriah Bashar al Assad gagal memenuhi janjinya untuk berdamai dan kembali memperingatkan akan menilainya berdasarkan aksi dan bukan kata-kata. Juru bicara kementrian luar negeri Victoria Nuland menegaskan, "Janji Assad kepada Kofi Annan adalah langsung menjalankan komitmen untuk menarik mundur pasukan. Hari ini kami tidak melihat bukti dari pelaksanaan komitmen tersebut."

Amerika Serikat telah berulang kali mendesak Assad untuk mundur dan mengakhiri pertempuran dengan pihak oposisi. Pemerintah di Washington juga telah menyatakan dukungannya bagi Annan yang menjadi mediator PBB dan Liga Arab dalam menghadapi Suriah.

Tim pendahulu PBB segera tiba

Sebelumnya, juru bicara Annan mengatakan, tim pendahulu PBB yang mempersiapkan kedatangan pengamat di Suriah diperkirakan akan tiba di Damaskus dalam kurun waktu dua hari. Misi ini dipimpin oleh seorang jenderal asal Norwegia Robert Mood, yang juga merupakan pakar urusan Timur Tengah. Misi pengamat PBB baru bisa diberangkatkan, setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang memerintahkan penugasan mereka dan jika terjadi gencatan kekerasan.

Sementara itu, negara-negara adidaya barat tengah merancang resolusi bagi Dewan Keamanan PBB yang menyatakan dukungan atas batas waktu 10 April yang ditetapkan bagi Suriah. Duta besar AS bagi PBB Susan Rice membenarkan, bahwa resolusi akan dibicarakan dalam Dewan Keamanan PBB selama dua hari ke depan.

Vidi Legowo-Zipperer (ap, afp)