1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perasaan Pengaruhi Kesehatan

7 Februari 2012

Dalam kehidupan manusia banyak hal berkaitan dengan perasaan. Menurut hasil penelitian, perasaan menentukan seberapa sehat manusia menempuh kehidupan ini.

https://p.dw.com/p/13yjZ
Foto: crimson/fotolia.com

Dalam kehidupan sehari-hari, perasaan mengatur perhatian kita, mempengaruhi hubungan kita dan menentukan kualitas kehidupan kita. Selain itu kesehatan kita memiliki kaitan besar dengan perasaan. Pertengkaran yang kronis meningkatkan risiko terkena serangan stroke.

Kurangnya pengakuan dan penghargaan membuat sakit tulang punggung dan orang yang mengalami depresi lebih mudah terkena kerapuhan tulang. Hampir 50 persen kunjungan pasien ke dokter disebabkan masalah kejiwaan.

Joachim Fischer dan Kristina Hoffmann dari Insititut Kesehatan Publik di kota Mannheim Jerman melakukan penelitian, bagaimana perasaan-perasaan dapat mempengaruhi tubuh kita: „Bagaimana kemarahan dapat sampai ke bawah kulit. Tentunya untuk itu harus ada suatu sistem. Sesuatu yang menghubungkan antara apa yang kita alami dengan pembuluh-pembuluh jantung kita. Itu terutama menimbulkan pertanyaan terkait sitem saraf vegetatif, sebagai salah satu sistem saraf kita yang terpenting."

Perasaan Terkait Sistem Saraf Vegetatif

Sistem saraf vegetatif atau sistem saraf otonom mengatur organ-organ tubuh yang penting tanpa kita menyadarinya. Ini membuat tubuh mampu menyesuaikan diri dengan berbagai situasi. Sistem saraf vegetatif dikelompokkan dalam dua sistem, yakni sistem saraf simpatik dan parasimpatik.

Sistem saraf simpatik mengaktifkan cadangan tubuh sendiri pada saat terjadi stress. Sistem saraf parasimpatik, sebagai pengerem stres mengatur untuk istirahat.

Pada kasus ideal mereka bekerjasama secara seimbang. Perasaan negatif seperti marah dan jengkel, mengganggu keseimbangan ini. Pengerem stres tidak berfungsi lagi dengan baik. Dijelaskan Kristina Hoffmann: „Organ-organ terus menerus berada pada kondisi tegang, terus-menerus beraktivitas dan jantung harus selalu bekerja dengan prestasi terbaik.“

Kondisi semacam itu untuk jangka panjang tidak akan berfungsi, jika sistem saraf parasimpatik berhenti berfungsi dan tidak mengatur agar tubuh kembali dapat melakukan regenerasi dan kembali membangun kekuatannya untuk mampu mengatasi situasi stres berikutnya, maka akan terjadi kerusakan organ tubuh dan itu juga dapat menimbulkan penyakit kronis."

Jadi sungguh sesuatu yang berguna jika menanggapi perasaan secara serius. Karena perasaan di dalam jiwa kita ikut menentukan seberapa sehat manusia menjalani kehidupan ini.

Stefan Gabelt/Dyan Kostermans

Editor: Agus Setiawan