1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perdagangan Bebas dan Perdagangan Adil

7 Juli 2017

KTT G20 di Hamburg diadakan bertepatan dengan masa perubahan besar dalam bidang ekonomi. Tiap negara mengutamakan kepentingannya, sehingga terjadi pergeseran bobot. Apa yang bisa dicapai dalam KTT G20?

https://p.dw.com/p/2g7af
G20 Gipfel in Hamburg | Demonstration & Protest
Foto: Reuters/K. Pfaffenbach

Kota Hamburg jadi lokasi KTT G20. Kota ini sudah jadi kota perdagangan sejak Abad Pertengahan, dan jadi bagian semacam zona perdagangan bebas yang terbentuk di masa itu dengan kota-kota lain. Tapi perdagangan bebas tidak berlangsung baik saat ini. Dan ini aneh, karena ekonomi dunia, jika dibandingkan, tampaknya kini sedang mengalami kemajuan. Tapi sebenar tidak demikian, kata Henning Vöpel, Direktur Institut Perekonomian Hamburg (HWWI). Menurutnya, dalam KTT G20 dibicarakan sejumlah perkembangan serius dan fundamental yang terjadi belakangan ini. Misalnya kecenderungan re-nasionalisasi politik ekonomi dan langkah proteksionisme, misalnya yang terjadi di AS.

Seharusnya ini menyenangkan kritikus globalisasi yang berdemonstrasi di Hamburg, menuntut dunia yang lebih baik. Memang ekonomi dunia yang makin saling terkait menyebabkan sejumlah pergeseran. Tapi menurut laporan Bank BIZ yang jadi organisasi utama seluruh bank penerbit mata uang, dampaknya adalah perbaikan standar hidup, jumlah kemiskinan yang berkurang bagi sejumlah besar penduduk dunia. Salah satu syaratnya: aliran bebas barang dagangan dan layanan.


KTT G20 terancam tidak menghasilkan apa-apa?

Apakah KTT akan tercekik banyaknya topik saling terkait yang harus dibicarkan, sehingga tidak bisa mencapai pernyataan bersama? Maret lalu, ketika para menteri keuangan G20 bertemu di Baden-Baden, itulah yang terjadi. AS memblokir pasal tentang kebebasan perdagangan. Beberapa pekan setelahnya, dalam pertemuan G7 tercapai kesepakatan minimal. 

Apakah pernyataan bersama yang tercantum di atas kertas penting? Gabriel Felbermayr dari ifo-Institut di München mengatakan, dalam hal ini kepercayaan pada stabilitas perekonomian dunia dibutuhkan, dan dasarnya kerjasama. Jadi pernyataan bersedia dari semua negara dan pernyatan bersama penting. Menurutnya, bisa saja terjadi, ada negara yang tidak patuh. Tapi negara itu bisa dituduh tidak kooperatif.

G20 Gipfel in Hamburg | Donald Trump US-Präsident
Foto: Reuters/A. Schmidt


Jerman dan Eropa juga semakin mendukung perdagangan adil (fair trade)

Kecenderungan ini memang ada. Tapi menurut pakar perdagangan internasional Gabriel Felbermayr, itu bermasalah. Dimulai dari kenyataan bahwa tiap pihak punya definisi berbeda dari kata "adil". Sejak Donald Trump jadi presiden AS, Eropa dan Jerman semakin berpaling ke arah Asia (Jepang, Cina, India) dalam soal perdagangan bebas dan perlindungan iklim. 

Menurut Henning Vöpel dari institut perkonomian HWWI ini tanda bobot perekonomian dunia mulai bergeser. Menurutnya, sesumbar Donald Trump yang mengatakn "America first" bisa menyebabkan isolasi negara itu dan penurunan posisinya dari puncak kekuatan militer dan ekonomi dunia. Dan Cina yang melihat peluang, tentu ingin mengisi kekosongan ini, demikian Vöpel.      


Pergeseran dalam ekonomi internasional

Sehingga dalam KTT G20 di Hamburg, mungkin tatanan baru internasional sudah akan terlihat. Itu tergantung kesediaan Donald Trump untuk bekerjasama. Tapi para pakar ekonomi juga sudah tidak punya harapan besar pada KTT G20.

Namun Gabriel Felbermayr mengatakan, satu hal tetap harus tercapai dalam KTT. Yaitu menyampaikan isyarat bahwa kerjasama internasional harus tetap jadi prinsip yang dipegang bagi segala sesuatu yang punya relevansi di dunia global. Berpegang pada kerjasama dan kooperasi itulah hal utama yang harus terdengar dari Hamburg.

Penulis: Henrik Böhme (ml/hp)