1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Drogenhandel in Europa

Jennifer Fraczek2 Februari 2013

Menurut laporan Uni Eropa, jaringan pasar narkoba Eropa semakin kuat dan rumit. Narkoba jenis baru diciptakan, pengedar menggunakan berbagai rute perdagangan dan jalur distribusi.

https://p.dw.com/p/17WIo
Foto: picture-alliance/dpa

Eropa berfungsi sebagai pasar dan tempat pertukaran produksi dan konsumsi narkoba, demikian disebutkan dalam laporan terbaru yang dikeluarkan Pusat Pengawasan Narkoba dan Ketergantungan Narkoba EMCDDA dan Kepolisian Eropa Europol. Pasar narkoba Eropa digambarkan sebagai "semakin dinamis dan inovatif“.

Laurent Laniel, seorang analis di EMCDDA, menyebut pasar narkoba Eropa telah berkembang luas dan cepat. ”Mariyuana masih merupakan yang paling banyak dikonsumsi. Dan kokain serta amfetamin kini juga semakin banyak ditemukan, tetapi jumlah konsumsinya masih rendah.“ Masalah yang meningkat di masa depat adalah metamfetamin, yang juga dikenal sebagai crystal meth.

Produsen Narkoba Utama

Narkoba yang beredar di Eropa berasal dari seluruh penjuru dunia. “Kokain terutama diproduksi di wilayah Andes: Kolumbia, Bolivia dan Peru. Masuk ke Eropa lewat berbagai rute penyeludupan: Afrika, Karibia, Brasil dan Argentina,“ dijelaskan Laurent Laniel. Sementara heroin terutama dipasok dari Afghanistan, Pakistan dan Iran.

Namun seringkali, jalan yang ditempuh narkoba sampai ke Eropa sebenarnya tidak jauh. “Eropa merupakan salah satu produsen narkoba utama,“ dikatakan Laniel. “Banyak narkoba yang dikonsumsi di Eropa, juga diproduksi di sini. Misalnya amfetamin, metamfetamin dan mariyuana. Eropa telah menjadi salah satu produsen terbesar mariyuana serta ekstasi.

Konsumsi Heroin Menurun

Dalam laporannya, pihak berwenang Uni Eropa juga mencantumkan perkiraan tentang distribusi setiap jenis narkoba. Misalnya, konsumsi heroin disebutkan menurun. Ini karena kontrol yang ketat di sepanjang rute penyeludupan di perbatasan Uni Eropa serta program anti-narkoba yang efektif.

Namun Heino Stöver, direktur Institut Riset Ketergantungan di Sekolah Tinggi Ilmu Terapan Frankfurt am Main, menganggap, “Konsumsi heroin menurun bukan karena tindakan represif yang yang baik, tapi karena heroin tidak cocok dengan masa sekarang. Heroin dianggap sebagai narkoba bagi pecundang dan dikaitkan dengan HIV dan AIDS.“

“Amfetamin dan metamfetamin merupakan stimulan, bukan jenis anestetik dan obat penenang seperti heroin. Kedua jenis narkoba ini sangat cocok dengan budaya Eropa, masyarakat yang penuh persaingan serta berorientasi prestasi.“ Ini juga bahwa, seperti dikatakan Laurent Laniel, obat-obatan yang berfungsi sebagai stimulan menjadi lebih populer dan biasanya bahkan dapat diperoleh secara legal.

Represi Cara yang Tepat?

EMCDDA dan Europol dalam laporannnya mengajukan sejumlah saran tentang bagaimana memberantas perdagangan obat-obatan terlarang. Salah satunya adalah diperlukan kerjasama antar negara yang lebih baik, misalnya aksi polisi yang terkoordinasi. Selain itu, akses untuk mendapatkan bahan baku narkoba harus dipersulit.

Heino Stöver berkesimpulan bahwa pemberiaan izin untuk mendapatkan obat-obatan seperti ini untuk konsumsi pribadi merupakan bentuk pengawasan yang paling efektif. Belanda yang melegalisir mariyuana dianggap sebagai contoh yang baik. “Sejak lebih dari 30 tahun, pemerintah (Belanda) mengizinkan perdagangan mariyuana untuk konsumsi sendiri. Namun konsumsi mariyuana di Belanda tidak melebihi angka di Jerman. Walaupun di sana mariyuana lebih mudah didapat, namun lebih sedikit orang yang mengkonsumsi produk mariyuana dibandingkan di Jerman.“ Heino Stöver berpendapat, satu-satunya cara untuk melawan narkoba adalah, “Bahwa kita harus lebih memberikan pendidikan tentang bahaya dan risiko penggunaan narkoba dan meninggalkan tindakan represi, setidaknya bagi konsumsi pribadi.“