1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perdagangan Senjata Dunia Meningkat Tajam

15 Maret 2010

Laporan yang diterbitkan lembaga penelitian perdamaian Internasional Stockholm SIPRI menunjukan transfer senjata global dalam kurun tahun 2005-2009 meningkat hingga 22 persen dibandingkan periode sebelumnya 2000-2004.

https://p.dw.com/p/MTfj
Stockholm International Peace Research Institute, SIPRI

Peningkatan impor senjata sangat tinggi terjadi di Asia Tenggara. Diantaranya Malaysia yang mengalami kenaikan hingga 722 persen. Singapura mengalami peningkatan 146 persen, sedangkan Indonesia 84 persen. Peneliti SIPRI Siemon Wezeman dalam wawancara khusus dengan DW berujar, "Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia kebanyakan mengimpor kapal laut dan pesawat tempur. Karena masalah embargo Amerika Serikat sebelumnya, maka kebanyakan Indonesia mengimpor dari negara-negara Eropa dan Rusia. Pemasok terbesarnya masih Belanda dan Rusia."

Polizeipatrouille in der Straße von Malakka
Patroli di Selat MalakaFoto: AP

Singapura, Indonesia dan Malaysia bulan Maret ini meningkatkan patroli lautnya di Selat Malaka, setelah angkatan laut Singapura menyebutkan adanya indikasi ancaman teroris terhadap kapal tanker yang melintas di perairan internasional sibuk tersebut. Pembelian pesawat tempur dan kapal perang yang dilakukan ketiga negara itu, telah mempengaruhi negara lain untuk memperoleh hal serupa. Vietnam, tahun 2009 lalu, juga membeli pesawat tempur.

Menurut lembaga penelitian SIPRI, kenaikan angka impor senjata yang sangat besar dalam lima tahun terakhir, dapat mengancam stabilitas keamanan kawasan. Kembali Wezeman mengatakan, "Yang paling mencemaskan adalah Laut Cina Selatan. Negara-negara saling bereaksi satu sama lain. Karena terjadi tumbang tindih klaim antara Cina dengan negara-negara di Asia Tenggara. Memperebutkan minyak dan gas. Kepemilikan senjata bisa memainkan peran untuk mempertahankan klaim-klaim tersebut.“

Peningkatan jual beli senjata ini juga dikhawatirkan oleh lembaga penelitian SIPRI akan memicu perlombaan senjata, terutama di kawasan konflik seperti Timur Tengah, Afrika Utara dan Amerika Latin. Belum lagi di Asia Selatan. Transaksi senjata di Amerika Selatan tercatat meningkat hingga 150%.

Daftar pembeli senjata terdepan adalah Cina dan India. Dalam laporan lembaga Swedia tersebut, untuk pertama kalinya pula Singapura dan Aljazair masuk daftar 10 pembeli terbesar.

Zunahme der Rüstungsexporte März 2010
Kapal selam tipe 214 produksi Jerman di pelabuahan Kiel sebelum diberangkatkan ke negara pemesanFoto: picture alliance / dpa

Sementara Jerman yang merupakan eksportir senjata terbesar nomor tiga di dunia, dalam lima tahun terakhir dilaporkan meningkatkan angka eskpor panzer dan kapal selamnya hingga dua kali lipat. Dalam periode itu, pangsa pasar Jerman meningkat hingga 11 persen. Pelanggan utama Jerman mencakup Turki, Afrika Selatan dan Yunani. Tahun 2009 lalu, Turki menandatangani pemesanan enam kapal selam seharga sekitar dua milyar Euro, sementara pesanan dari Yunani dibatalkan karena utangnya mencapai 524 juta Euro.

Eksportir terbesar adalah Amerika Serikat yang mencakup pangsa pasar 30 persen dan Rusia 23 persen. Pangsa pasar terbesar AS adalah kawasan Asia Pasifik, yaitu sekitar 39 persen, diikuti Timur Tengah 36 persen.

Ayu Purwaningsih

Editor: Hendra Pasuhuk