1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perdagangan Senjata Dunia Meningkat

5 Desember 2016

Kendati secara umum berkurang, perdagangan senjata di dunia meningkat berkat Eropa dan Amerika Serikat. Perubahan terbesar dicatat Korea Selatan yang memborong senjata di dalam negeri menyusul ancaman dari jiran di utara

https://p.dw.com/p/2TkY8
Kampfpanzer Leopard
Foto: picture-alliance/dpa/P. Steffen

Menurut hasil penelitian teranyar Stockholm International Peace Research Institute, SIPRI, penjualan senjata oleh 100 perusahaan terbesar mencapai nilai 370 milyar Dollar AS tahun 2015. Meski terkesan besar, angka tersebut menurun sebanyak 0.6 persen dibanding tahun sebelumnya. Berikut kutipan wawancara dengan Dr Aude Fleurant, Direktur Anggaran Belanja Militer dan Pertahanan di SIPRI.

Apakah dunia bergerak ke arah yang lebih damai, meski dalam tempo lambat?

Kesimpulan kami berbeda. Angka penjualan 100 produsen senjata terbesar tahun 2015 meningkat sebesar 37% dibandingkan tahun 2002. Kenaikannya sangat signifikan, meski dalam waktu empat atau lima tahun terakhir angkaanya cenderung berkurang.

Apa hasil temuan anda?

Infografik SIPRI Top 100 Waffenproduzenten 2015 Englisch (Sperrfrist!! 05.12.2016 00:01:00)
Angka perdagangan senjata 100 perusahaan terbesar di dunia.

Kemunduran terbesar dialami produsen dari Amerika Serikat. Angka penjualan yangn mereka bukukan berkurang sebanyak 2.9 persen. Hal tersebut berdampak pada statistik umum 100 produsen terbesar. Karena 39 perusahaan AS mencatat 56% pemasukan dari Top 100 .

Sebaliknya perusahaan dari negara berkembang mencatat pertumbuhan pesat, terutama Korea Selatan. Di sana angka penjualan senjata meningkat sebanyak 30%.

Apa yang menyebabkan kenaikan angka penjualan produsen senjata di Korea Selatan?

Persepsi umum mengenai ancaman keamanan di Korea Selatan adalah motif terbesar untuk program pengadaan alutsista secara besar-besaran. Langkah itu juga bertujuan menstabilkan industri pertahanan yang dibangun dengan dana bantuan Amerika Serikat dan Eropa sejak 1970-an. Sebab itu pemerintah Korea Selatan membeli senjata di dalam negeri. Alasan kedua adalah keberhasilan Korea Selatan di pasar senjata internasional.

Dr Aude Fleurant
Foto: SIPRI

Cina giat membangun kekuatan militernya sejak beberapa dasawarsa terakhir. Kenapa negara itu tidak tercantum dalam laporan terbaru SIPRI?

Kami memonitor perkembangan di Cina sudah sejak beberapa tahun. Kesulitan terbesar yang kami hadapi adalah minimnya transparansi dalam laporan keuangan konglomerasi senjata Cina. Mereka tidak cuma menjual produk untuk militer, tetapi juga buat keperluan sipil. Tapi perusahaan-perusahaan itu tidak membeda-bedakan angka penjualannya antara sipil dan militer. Kami tidak tahu kepada siapa mereka menjual dan harga produk yang mereka tawarkan untuk pemerintah sendiri. Kesulitan metodologis sedemikian besar sehingga angka yang kami temukan tidak bisa dibandingkan dengan angka lainya. Kami meyakini sejumlah perusahaan Cina masuk dalam daftar 100 besar, bahkan mungkin dalam 25 besar. Tapi temuan kami tidak bisa dijadikan landasan untuk memasukkan Cina dalam daftar 100 besar.

Wawancara oleh Matthias von Hein

*Dr Aude Fleurant bekerja sebagai Direktur Program Belanja Senjata dan Militer di Sipri sejak 2014. Bidang penelitiannya fokus pada transformasi pasar persenjataan.