1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perdana Menteri Libya Dibebaskan

10 Oktober 2013

Kelompok pria bersenjata yang menculik Perdana Menteri Ali Zeidan, akhirnya membebaskan pimpinan tertinggi Libya itu. Kasus yang menandai kekacauan sejak revolusi 2011 yang menjatuhkan diktator Muamar Kadhafi.

https://p.dw.com/p/19xIu
Foto: picture-alliance/dpa

Pembebasan ini berlangsung hanya beberapa jam setelah sang Perdana Menteri diculik, pada Kamis dinihari dari sebuah hotel di ibukota Tripoli.

Penculikan terjadi lima hari setelah pasukan komando Amerika mempermalukan dan membuat marah pemerintah Libya dengan menangkap tersangka senior Al-Qaeda Abu Anas al-Libi dari jalanan Tripoli dan membawanya ke sebuah kapal perang.

“Kepala pemerintahan transisi Ali Zeidan, dibawa ke sebuah tempat yang tidak diketahui oleh sebuah kelompok” laki-laki yang dipercaya adalah bekas pemberontak, demikian pernyataan singkat pemerintah melalui situs resmi.

Sebuah sumber di kantor Perdana Menteri mengatakan bahwa Zeiden dibawa dari hotel Corinthia di Tripoli.

Diculik kelompok bekas pemberontak

“Sejumlah besar pria bersenjata memasuki tempat itu saat dinihari Kamis. Tapi kami tidak tahu apa yang sedang terjadi,” kata seorang pegawai hotel yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Sekelompok bekas pemberontak, yang sebelumnya mengecam penculikan Libi oleh AS dan menyalahkan pemerintahan Zeidan atas kasus itu, mengaku sebagai pihak yang “menangkap” Zeidan.

Sel Operasi Revolusioner Libya, yang dalam laporannya kepada Kementerian Dalam Negeri dan Menteri Pertahanan, melalui Facebook mengatakan bahwa mereka menangkap Zeidan “atas pertintah jaksa penuntut”.

Perdana Menteri ”ditangkap di bawah undang-undang pidana Libya… atas instruksi jaksa penuntut umum,“ kata kelompok itu

Mereka mengatakan penahanan itu dilakukan atas dasar “melakukan kejahatan dan pelanggaran yang merugikan negara“ dan keamanan.

Sel Operasi Revolusioner Libya telah mengungkapkan kemarahan atas penangkapan yang dilakukan AS terhadap Libi.

Dalam pernyataan Selasa lalu, kelompok ini mengaku telah meminta para pejuang mereka agar bersiap menerima perintah untuk “memburu dan mengusir orang asing ilegal di negara tersebut”.

Kelompok ini menambahkan bahwa negara kini dalam keadaan siaga tinggi menyusul “memburuknya situasi keamanan dan kerusakan kedaulatan Negara oleh berbagai badan intelijen asing”.

Dua tahun setelah revolusi yang menjatuhkan Kadhafi, pemerintah baru Negara itu kini berjuang mengendalikan para milisi suku dan sejumlah kelompok bekas pemberontak yang kini mengobarkan pemberontakan kembali.

Hari Kamis, pemerintah dalam pernyataannya mencurigai dua kelompok bekas pemberontak yakni Sel Operasi Revolusioner Libya dan Brigade Perang Melawan Kejahatan, berada di belakang aksi penculikan.

Masyarakat diminta tetap tenang

Kabinet dan Kongres Umum Nasional, yang merupakan otoritas politik tertinggi di Libya, kini sedang mengatasi situasi, demikian pernyataan pemerintah, sambil menyerukan kepada para warga untuk tetap tenang.

Zeidan, yang diangkat sebagai Perdana Menteri satu tahun yang lalu, hari Selasa mengecam penggerebekan pasukan AS dan berkeras bahwa semua warga Libya harus diadili di dalam negeri.

Kongres Umum Nasional menuntut AS “segera” menyerahkan kembali Libi, dan mengklaim bahwa penangkapan tokoh Al-Qaeda itu adalah pelanggaran atas kedaulatan Libya.

Libi – yang punya nama asli Nazih Abdul Hamed al-Raghie – adalah orang yang masuk daftar orang paling dicari oleh FBI dan kepalanya dihargai 5 juta dollar, atas tuduhan terkait pemboman kedutaan Amerika di Afrika Timur.

Ia kini dilaporkan berada di atas kapal perang AS di laut Mediterania.

Presiden Barack Obama mengatakan Libi terlibat dalam kejahatan yang menewaskan ratusan orang dan akan membawa bekas orang dekat Osama bin Laden itu ke depan pengadilan.

ab/hp (afp,ap,rtr)