1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perempuan Afghanistan Juga Tanyakan Nasib Mereka

22 Oktober 2012

Perhatian dunia bagi murid Pakistan yang ditembak Taliban picu gelombang protes banyak warga Afghanistan. Dinilainya itu tidak seimbang dengan respons terhadap kondisi buruk perempuan dan anak-anak di Afghanistan.

https://p.dw.com/p/16UOG
Protest against 'violence against women and informal trial of women'. This demonstration is being held in Kabul on 24. 09. 2012. We need these photos for article and photo gallery. Our reporter, Hossain Sirat sent these photos and all rights reserved for DW. Title suggestion: Demonstration women Afghanistan.
Demonstrasi perempuan di AfghanistanFoto: DW

Malala Yousufzai (14) yang ditembak oleh anggota Taliban bersenjata karena memperjuangkan pendidikan bagi anak perampuan, diterbangkan dari Pakistan ke Inggris untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Insiden serangan itu memicu kecaman luas dan dukungan simpati internasional bagi gadis dari Lembah Swat tersebut.

Uni Emirat Arab menyiapkan pesawat ambulans untuk membawa Yousufzai ke Inggris, sementara pejabat Inggris mengatakan pemerintah Pakistan memberikan ijin bagi dia guna mendapat perawatan lama di Birmingham.

Namun simpati bagi gadis Pakistan itu menuai kecaman dari warga Afghanistan. "Setiap hari perempuan Afghanistan dianiaya, diperkosa, mukanya disiram cuka keras dan disiksa. Tapi tidak satu orang pun yang mengingat atau menghargai perempuan-perempuan ini," kata Elay Ershad, yang mewakili warga nomaden Kuchi di parlemen Afghanistan kepada kantor berita Reuters.

Mewakili berbagai suara kecemasan dari tokoh-tokoh penting perempuan Afghanistan, Ershad mengatakan, pemerintah tidak menunjukkan perhatian benar-benar terhadap hak-hak perempuan, dan hanya memanfaatkan isu itu untuk kepentingan politik dan memperoleh dukungan dari barat.

Protest against 'violence against women and informal trial of women'. This demonstration is being held in Kabul on 24. 09. 2012. We need these photos for article and photo gallery. Our reporter, Hossain Sirat sent these photos and all rights reserved for DW. Title suggestion: Demonstration women Afghanistan.
Demonstrasi perempuan di KabulFoto: DW

Kabul Membantah

Tudingan anggota parlemen Afghanistan itu dibantah pemerintah di Kabul sebagai tidak benar. Disebutkan, Presiden Hamid Karzai berulang kali mengecam penembakan terhadap Yousufzai, bahkan dia juga mengarahkan pernyataan itu terhadap hak-hak perempuan di negaranya.

"Warga Afghanistan...melihat serangan ini tidak hanya terhadap Yousufzai tapi juga terhadap seluruh anak perempuan Afghanistan," dikatakan Karzai pekan lalu.

Ershad menambahkan, seharusnya Karzai tahun ini juga mengecam tindak kekerasan terhadap perempuan di Afghanistan, yang skalanya dipandang setara dengan serangan terhadap Yousufzai, yakni ketika bulan Juli lalu pria bersenjata menembak seorang perempuan berusia 22 tahun bernama Najiba, yang diduga melakukan penyelewengan, dan memicu kecaman internasional.

"Jika sang presiden tidak peduli terhadap perempuan Afghanistan secara umum, mengapa tiba-tiba ia mempedulikan tentang Malala?" tanya Ershad.

Karzai mengatakan kepada Presiden Pakistan Asif Ali Zardari bahwa serangan itu menjadi bukti bahwa keduanya perlu mengatasi musuh bersama. Aksi serangan itu dipandang sebagai usaha untuk mengendurkan hubungan erat antara kedua negara bertetangga itu, di tengah-tengah sengketa terkait penembakan dari kawasan suku-suku di Pakistan melintasi perbatasan teritorial kedua negara.

Pakistani demonstrators chant slogans during a protest against the assassination attempt by the Taliban on child activist Malala Yousafzai in Islamabad on October 16, 2012. In an attack which outraged the world, Malala was shot on a school bus in the former Taliban stronghold of the Swat valley last Tuesday as a punishment for campaigning for the right to an education. AFP PHOTO / AAMIR QURESHI (Photo credit should read AAMIR QURESHI/AFP/Getty Images)
Malala YousafzaiFoto: Aamir Qureshi/AFP/Getty Images

Hak Perempuan Afghanistan Terpinggirkan

Perempuan Afghanistan kembali memperoleh hak mendapat pendidikan, mengikuti pemungutan suara dan hak untuk bekerja sejak tergulingnya Taliban tahun 2001. Tapi Afghanistan tetap menjadi salah satu kawasan terburuk di dunia bagi perempuan, meskipun dikucurkan dana milyaran dollar dan janji-janji untuk kehidupan lebih baik bagi mereka.

Saat ini makin meningkat kecemasan bahwa kebebasan tidak lagi dilindungi dan kemungkinan bahkan dihapus seandainya Kabul mencapai kesepakatan perdamaian dengan Taliban, di saat sebagian besar pasukan asing menyiapkan diri untuk meninggalkan Afghanistan akhir tahun 2014.

"Kami mengerti situasi Malala jauh lebih baik daripada siapapun di dunia, kini pemerintah kami membela hak-hak perempuan dengan slogan-slogan kosong dan sebetulnya tidak melakukan tindakan lanjutan apapun." Kata Suraya Parlika nominator pemenang hadia Nobel Perdamaian dan anggota majelis rendah di parlemen Afghanistan.

Kasus Serupa di Afghanistan

Stasiun televisi populer dan milik swasta Tolo mengangkat kisah polisi di provinsi di timur Afghanistan Ghazni bernama Zalmai, yang anak perempuan dan laki-lakinya ditembak mati di depan matanya. Insiden yang diduga dilakukan anggota Taliban itu terjadi beberapa hari sebelum serangan penembakan di desa Lembah Swat Pakistan terhadap Malala Yousufzai tanggal 9 Oktober lalu.

"Bagaimana pemerintah Afghanistan dapat bereaksi demikian dan mengecam serangan terhadap anak perempuan Pakistan tetapi mengabaikan aksi serangan semacam itu di sini?" Demikian pertanyaan yang dikutip Tolo dari salah seorang kolega Zalmai yang pekan ini menambahkan bahwa pihak berwenang juga mengabaikan permintaan dilakukannya investigasi.

Komisi HAM independen Afghanistan mengatakan, tindak kekerasan terhadap perempuan meningkat di seluruh negara itu ketika pemerintah Karzai tampak mengalami kemunduran dalam masalah hak-hak asasi perempuan.

Kakak laki-laki dari Mah Gul, perempuan berusia 20 tahun yang pekan lalu kepalanya dipancung di provinsi Herat di barat Afghanistan karena membantah tuduhan iparnya yang menuduhnya melakukan prostitusi mengatakan, pejabat setempat tidak memiliki perhatian dalam mengusut pembunuhan tersebut.

"Orang-orang diberi tahu siapa yang menyembelih sapi seseorang, tapi kami harus menunggu sampai pembunuhannya diumumkan di mesjid sebelum dilakukan apa-apa terkait kejadian itu," dikatakan saudara Gul, Mohammad Nasir yang berusia 32 tahun kepada Reuters.

Empat orang termasuk suami Gul dan saudara-saudara iparnya ditangkap pekan lalu, demikian keterangan pihak berwenang.

DK/AS (rtr, dpa,afp)