1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peringatan Bagi Ikhwanul Muslimin

9 Juni 2014

Pemerintahan bentukan militer Mesir akan mengundurkan diri pada hari Senin (9/6), dengan Abdel Fattah al-Sisi diharapkan bakal melakukan perubahan kabinaet di hari pertamanya bekerja sebagai presiden.

https://p.dw.com/p/1CEoa
Foto: picture-alliance/dpa

Bekas komandan militer itu dilantik pada hari Minggu, hampir setahun setelah terpentalnya presiden terpilih Mohamed Mursi, yang dijatuhkan setelah jutaan orang turun ke jalan menentang satu tahun kepemimpinan presiden yang didukung kelompok Islamis tersebut.

”Kabinet mengakhiri rapat terakhir pada Senin pagi… yang mana saat itu mereka mempersiapkan surat pengunduran diri untuk diberikan kepada Presiden Abdel Fattah al-Sisi," demikian tulis kantor berita milik pemerintah MENA.

Berbagai harian Mesir melaporkan bahwa Sisi diperkirakan akan meminta perdana menteri sementara Ibrahim Mahlab melanjutkan jabatannya, dan membuat perubahan kecil di dalam kabinetnya.

Pemerintahan sementara dibentuk Sisi, yang secara de facto adalah pemimpin sejak ia menjatuhkan Mursi, dan melakukan perburuan brutal atas kelompok Ikhwanul Muslimin yang mendukung Mursi dan mengakibatkan lebih dari 1.400 orang tewas dan ribuan lainnya dijebloskan ke dalam penjara.

Peringatkan Ikhwanul Muslimin

Beberapa jam setelah pelantikannya, Sisi, dalam peringatakan kepada Ikhwanul Muslimin yang kini dinyatakan sebagai organisasi terlarang, mengatakan “tidak akan ada kelonggaran dan gencatan senjata dengan mereka yang yang melakukan kekerasan”.

“Saya menginginkan sebuah era baru membangun rekonsilitasi dan toleransi… kecuali dengan mereka yang melakukan kejahatan atau menggunakan kekerasan sebagai alat,” kata dia dalam pidato pertamanya sebagai presiden.

“Saya sedang menyatakan dengan jelas bahwa mereka yang menumpahkan darah orang-orang yang tak berdosa dan membunuh… para anak laki-laki Mesir, mereka tak punya tempat di dalam barisan (kami).”

Pelantikan Sisi, menjadi peringatan kepada negara-negara Barat akan perburuan brutal polisi atas para pembangkang politik yang sebagian besar mewakili masyarakat kelas bawah.

Sisi menjadi presiden Mesir kedua yang terpilih sejak revolusi rakyat menjatuhkan orang kuat yang lama berkuasa Husni Mubarak pada 2011, dan hingga kini masih menciptakan kekacauan politik selama tiga tahun terakhir.

ab/rn (afp,ap,rtr)