1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peringatan Hari Buruh di Asia

1 Mei 2012

Asia juga turut memperingati hari buruh internasional atau "May Day" dengan menggelar demonstrasi damai. Di Jakarta, lebih dari 9000 pekerja turun ke jalan.

https://p.dw.com/p/14nUN
Foto: dapd

Aksi protes diorganisir oleh serikat buruh dan partai-partai sayap kiri di seluruh Asia. Tema yang diangkat hampir sama. Yakni, perbaikan gaji dan kondisi kerja, serta tuntutan perubahan kebijakan pemerintah, mengingat biaya hidup meningkat di negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi pesat.

Belasan ribu polisi dan tentara dikerahkan di Jakarta

Ribuan buruh turut serta dalam demonstrasi "May Day" di Jakarta, Selasa (1/5) menuntut gaji lebih baik dan jaminan lapangan kerja, di bawah pengawasan ketat polisi dan tentara.

Spanduk bertuliskan "naikkan gaji" dan "hentikan kontrak outsourcing", lebih dari 9000 buruh berkumpul di bundaran HI sebelum berjalan menuju istana presiden. Sekitar 16.000 polisi dan tentara dikerahkan untuk mengamanan aksi protes.

"Biaya hidup meningkat, tetapi gaji kami tidak berubah. Pemasukan kami hanya cukup untuk makan, tetapi tidak ada uang tersisa di bank, tidak ada uang untuk pendidikan anak-anak kami," ujar pimpinan pemrotes Muhamad Rusdi kepada kantor berita AFP.

Buruh Asia tuntut kenaikan upah minimum

5000 buruh, pembantu rumah tangga dan aktivis berdemonstrasi di pusat kota Hong Kong menyerukan tuntutan kenaikan upah minimum. "Masalah Hong Kong adalah hanya jumlah kecil warga yang kaya, sementara sebagian besar masih hidup dalam kemiskinan, " ujar seorang peserta demo.

Proteste am 1. Mai in Manila
Protes 1 Mei di ManilaFoto: Reuters

Di Manila, Filipina, sekitar 3000 buruh dan aktivis berdemonstrasi menuju istana presidenan sambil mengarak patung presiden Aquino sebagai anjing yang menurut pada kapitalis asing. Mereka membawa spanduk bertuliskan "naikkan gaji kami sekarang" dan "berjuang untuk sosialisme". Tetapi dalam pidato hari buruh, Aquino mengatakan: "Jika gaji dinaikkan, investor asing mana yang mau menanamkan uang disini? Ekonomi kita bisa menjadi semakin tertinggal."

Pemerintah di Taiwan juga mempermasalahkan kompetisi dalam menghadapi harga energi global yang meningkat. Bulan lalu, mereka mengumumkan harga listrik akan meningkat hingga 37 persen mulai pertengahan Mei, menyusul kenaikan 10 persen harga bensin. Lebih dari 1000 buruh memprotes hal tersebut dan juga mengecam ekploitasi lapangan kerja.

Proteste am 1. Mai in Taipeh
Demonstrasi di TaipeiFoto: dapd

vlz/ab (afp, rtr)