1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peringatan Risiko Banjir dari Luar Angkasa

7 Juli 2014

Satelit yang memonitor perubahan medan gravitasi di daerah aliran sungai bisa memberikan peringatan dini risiko terjadinya banjir besar untuk 11 bulan ke depan.

https://p.dw.com/p/1CX15
Galileo Satellit
Foto: picture-alliance/dpa

Peneliti di Universitas California membuat peta lembah sungai Mississippi dengan menggabungkan data penggunaan lahan dan data yang dikumpulkan satelit monitor gravitasi NASA dan diberi nama GRACE. Mereka menemukan, kenaikan tarikan gravitasi per menit menyebabkan kenaikan derajat kebasahan tanah.

Ini adalah petunjuk awal tentang bagaimana sungai akan bereaksi jika lembah sungai tiba-tiba dilanda hujan sangat deras atau pelumeran salju di awal tahun. Semakin kering tanah, semakin mampu tanah menyerap air dan menyimpannya. Tapi jika tanah sudah lembab, air akan mengalir dengan cepat ke sungai dan menambah tinggi perrmukaannya.

Meneliti banjir besar

Ilmuwan menguji teknik itu dengan meneliti banjir besar bulan Mei-Juni 2011 di sungai Missouri yang menyebabkan bencana. Menurut statistik, banjir sebesar itu hanya terjadi sekali dalam 500 tahun. "Metode ini bisa memberikan prakiraan berguna tentang risiko banjir yang mungkin terjadi enam sampai sebelas bulan mendatang" ujar para peneliti.

Flash-Galerie Bildergalerie Jahresrückblick Naturkatastrophen 2011 Flut Überschwemmung Tsunami Brand Erdbeben
Sebuah mobil diparkir di satu-satunya daerah yang tidak digenangi air akibat meluapnya sungai Missouri (06/07/2011)Foto: AP

Sebagai kontrasnya, pengukuran lahan dari segi kandungan air dari salju yang mencair dan dari kadar kelembaban tanah hanya bisa jadi indikator bagi peristiwa banjir dua bulan ke depan. Sedangkan ramalan cuaca biasanya hanya berlaku akurat untuk tiga sampai sepuluh hari ke depan.

Kelembaban maksimal tanah

"Peristiwa yang memicu jenuhnya kelembaban tanah punya potensi lebih besar bagi terjadinya banjir regional yang meluas dan bersifat merusak, karena lembah sungai perlu mengurangi kondisi jenuh dengan mengalirkan lebih banyak kandungan air ke sungai," demikian peringatan studi yang dipublikasikan dalam majalah ilmu pengetahuan Nature Geoscience.

Tim peneliti juga memberi penjelasan, teknik yang mereka kembangkan tergantung pada citra akurat yang menunjukkan bagaimana lembah sungai bereaksi secara hidrologis, juga bagaimana penggunaan lahan dan irigasinya, serta di mana dan bagaimana air mengalir ke sungai.

ml/as (afp)