1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perlindungan Hewan di Afghanistan

24 Agustus 2011

Binatang liar datang dan pergi dari wilayah Afghanistan. Binatang yang berkelana termasuk jenis satwa yang terancam punah.

https://p.dw.com/p/12LTv
Der kleine Schneeleopard Altai blickt am Freitag, 10. Juli 2009, waehrend seiner offiziellen Vorstellung im Tierpark in Berlin in die Kamera. Das maennliche Tier war am 25. April 2009 zur Welt gekommen. (AP Photo/Michael Sohn) --- Male snow leopard cub Altai is seen during his official presentation at the zoo in Berlin, Germany, Friday, July 10, 2009. Altai was born on April 25, 2009. (AP Photo/Michael Sohn)
Macan tutul salju bernama AltaiFoto: AP

Di daerah Wakhan, di Afghanistan timur laut, beberapa waktu lalu peneliti menemukan beberapa macan tutul salju. Dengan bantuan kamera otomatis, mereka dapat difoto. Macan tutul salju hanya jarang bisa ditemukan di Hindukush, daerah yang menjadi ruang hidup utamanya.

Konvensi Spesies Yang Bermigrasi (CMS) dalam Program Lingkungan PBB, UNEP, menyebut jenis binatang seperti macan tutul salju sebagai "binatang yang berkelana," karena mereka kerap melewati sejumlah ruang hidup dan batas-batas negara. Bagi ekosistem yang utuh mereka juga sangat dibutuhkan.

Konflik Perbatasan, Situasi Hidup yang Dipersulit

Karena binatang seperti mereka dianggap sangat terancam, PBB berusaha melindungi dengan CMS, yaitu kesepakatan untuk pelestarian binatang liar yang berpidah-pindah habitat. Christiane Röttger mengurus bagian Asia Tengah dalam CMS. Masalah-masalah yang paling penting adalah perburuan ilegal dan penghancuran ruang hidup binatang tersebut. Demikian dikatakan Röttger. "Tetapi tentunya masih ada pemburu, yang membunuh binatang tanpa memperhatikan batas-batas negara, kemudian kembali ke negara asalnya. Itu menyebabkan konflik," demikian dikatakan Röttger.

--- DW-Grafik: Per Sander 2011_08_10_bedrohte_tiere_afghanistan
Peta penyebaran hewan langka di Afghanistan

Sampai sekarang Afghanistan tidak ikut menandatangani CMS. Pemburu ilegal tidak dapat dikejar melewati perbatasan, karena kewenangan aktivis lingkungan dibatasi garis-garis negara. Padahal Afghanistan adalah ruang hidup lebih dari 80 binatang yang berimigrasi. Di dalamnya juga termasuk macan tutul salju, rusa jenis Bukhara dan domba jenis Marco Polo, demikian halnya dengan sejumlah besar burung pengelana.

Misalnya burung jenjang salju. Itu adalah jenis burung jenjang yang sangat jarang, yang menetaskan telur di Sibiria dan kemudian terbang ke India atau Cina. 40 tahun lalu, menurut aktivis lingkungan, di Afghanistan masih ada 80 burung. Pasangan terakhir terlihat tahun 2002 lalu. "Jumlah populasi menurun drastis. Jadi tindakan memang harus diambil," demikian Röttger.

Rakyat Harus Diberi Penyuluhan

Untuk itu, orang harus mulai pada rakyat. Demikian pandangan Zalmai Moheb. Ia bekerja bagi Wildlife Conservation Society. Sejak 2006 ia aktif dalam organisasi perlindungan hewan di Afghanistan. Moheb terutama mengeluh, bahwa banyak warga Afghanistan berburu di daerah-daerah yang dilarang, atau tidak mematuhi kuota maksimal yang ditetapkan. "Bagi mereka itu sesuatu yang baru, bahwa orang harus melindungi alam. Mereka tidak kenal, dan tidak tahu konsekuensi perburuan ilegal."

Ten-week old snow leopards Lanak, left, and Askai hiss to photographers during their first appearance in the Berlin Zoo in Germany, Friday, July 6, 2007. The brothers where born ten weeks ago. (AP Photo/Markus Schreiber)
Dua ekor macan tutul salju bernama Lanak (kiri) dan Askai ketika difoto di kebun binatang Berlin (2007)Foto: AP

Dalam lima tahun terakhir, Moheb dan koleganya berhasil mencapai banyak kemajuan di daerah Wakhan. Setidaknya di daerah itu, penduduk menyadari pentingnya perlindungan lingkungan. Di 32 provinsi lainnya di negara itu situasi tetap sulit. "Saat ini kami sayangnya hanya dapat bekerja di provinsi Bamiyan dan Badakhshan. Situasi keamanan tidak memungkinkan kami mengadakan penyuluhan di provinsi-provinsi lain," demikian dikatakan Zalmai Moheb.

Tuntutan atas Kerjasama Internasional

Sekitar 80% orang di Afghanistan tinggal di daerah pedesaaan, dan tergantung pada lingkungan yang baik. Perlindungan keanekaragaman hayati tidak boleh terhenti di perbatasan. Pemerintah Afghanistan juga punya kewajiban, demikian Röttger. "Pengawasan harus diadakan bersama, warga harus diberi pelatihan sepadan, kemudian populasi binatang harus ditelusuri antar negara. Untuk itu penting, bahwa Afghanistan ikut serta, karena orang tidak hanya dapat aktif di satu sisi perbatasan."

Röttger yakin, bahwa perlindungan ruang hidup binatang hanya dapat dilaksanakan, jika orang bekerjasama secara internasional. Lewat kerjasama sipil orang dapat saling melengkapi informasi dan belajar, dan ini juga dapat berguna bagi keamanan negara.

Waslat Hasrat-Nazimi / Marjory Linardy

Editor: Ayu Purwaningsih