1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pernyataan Ashtiani Dianggap Akibat Tekanan Pemerintah Iran

3 Januari 2011

Kasus Sakineh Ashtiani sejak awal mendapat perhatian internasional. Sakineh Mohamadi Ashtiani, perempuan Iran yang terancam hukuman rajam di Tabriz ingin menuntut kedua tahanan jurnalis Jerman yang mewawancara putranya.

https://p.dw.com/p/zsy2
Pas foto passport salah satu wartawan Jerman yang ditahan di IranFoto: picture alliance / dpa

Berita tentang tuntutan yang akan diajukan Sakineh Mohamadi Ashtiani bagaikan pukulan bagi Jerman. Tak pelak 100 tokoh Jerman dari berbagai sektor: politik, ekonomi, budaya dan olahraga menyuarakan dukungannya untuk kedua jurnalis Jerman yang ditahan di Iran.

Walter Mayer, pemred Bild am Sonntag, mingguan di mana kedua jurnalis itu bekerja, menyatakan akan melakukan aksi terbuka. Ungkapnya, "Kami telah kelewat lama menggantungkan harapan pada diplomasi. Kami berharap bahwa selama liburan Natal sudah akan diputuskan pembebasan kedua wartawan itu. Tapi ternyata tidak dan kini kami butuh perlindungan dan desakan publik untuk membebaskannya."

Dalam sebuah temu pers di Iran dengan sejumlah media internasional Sabtu (01/01), Sakineh Mohamadi Ashtiani menyatakan akan menuntut kedua jurnalis Jerman yang ia sebut telah mempermalukan dia dan negaranya. Kedua jurnalis Bild am Sonntag itu sebelumnya mewawancarai putranya, Sajjad, tentang ancaman hukuman rajam yang dihadapi Sakineh Ashtiani.

Akibat wawancara tersebut, Sajjad dan kedua jurnalis itu ditangkap Oktober 2010 di Tabriz. Sajjad dibebaskan kembali pada bulan Desember 2010 dengan jaminan. Sementara kedua wartawan yang ditahan karena menyalahgunakan izin wisatanya, masih mendekam di penjara. Ruprecht Polenz dari Komisi Luar Negeri parlemen Jerman menegaskan, "Saya kira Iran juga memperhatikan, bagaimana citranya di dunia."

Kasus Sakineh Ashtiani sejak awal mendapat perhatian internasional. Ia terlibat dalam kasus zinah dan pembunuhan suaminya. 2006, dua pengadilan di Tabriz menyatakan dia bersalah. Hukuman gantung yang dijatuhkan kepadanya terkait pembunuhan suaminya, oleh sebuah pengadilan banding Tabriz tahun 2007 dikurangi menjadi 10 tahun tahanan penjara.

Namun di tahun yang sama, hukuman rajam sampai mati, karena melakukan zinah dengan pembunuh suaminya, dikukuhkan oleh pengadilan banding yang lain. Hal inilah yang ditentang masyarakat internasional, melalui berbagai kampanye.

Dalam temu pers Sabtu (01/01) di Iran, Ashtiani juga menyebut keinginannya untuk menuntut mantan pengacaranya, Mohammad Mostafaie, pembunuh suaminya, Issa Taheri, dan pemimpin kampanye pembelaan bagi dirinya, Mina Ahadi. Dalam kesempatan itu, media dilarang bertanya.

Namun seperti terdengar di kalangan diplomatik, Mina Ahadi menilai temu pers itu hanya panggung propaganda pemerintah Iran. Mina Ahadi mengungkapkan, "Pemerintah Islam Iran adalah rejim diktatur. Ashtiani dan putranya Sajjad menghadapi tekanan hebat, karena itulah kita sekarang menghadapi skenario baru rejim Islam itu."

Edith Koesoemawiria/dpa/afp/ap
Editor: Hendra Pasuhuk