1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertarungan Kekuasaan di Maladewa

8 Februari 2012

Eskalasi krisis politik dalam negeri yang terjadi sejak beberapa pekan memuncak. Presiden pertama yang terpilih secara demokratis mengundurkan diri.

https://p.dw.com/p/13zCj
Maldives police officers assume taking an oath before joining a protest against the military in Male, Maldives, Tuesday, Feb. 7, 2012. Maldives President Mohamed Nasheed announced his resignation Tuesday following weeks of public protests over his controversial order to arrest a senior judge. (Foto:Sinan Hussain/AP/dapd)
Foto: dapd

Polisi yang membangkang dan protes pihak oposisi selama beberapa pekan memaksa presiden yang terpilih secara demokratis pertama kalinya di Maladewa mundur. Saya tidak ingin berkuasa melalui kekerasan. Demikian dikatakan Mohammed Nasheed dalam pidato televisi. Wakil Presiden Mohammed Waheed Hassan Manik Selasa (07/02) mengambil alih tugas pemerintahan.

Setelah mundurnya presiden Nasheed, penggantinya Mohammed Waheed Hassan Rabu (08/02) menjanjikan perlindungan dari serangan balasan. Presiden baru Maladewa Waheed menyerukan penduduk untuk tenang dan meminta diakhirinya kerusuhan.

Sementara itu partai dari mantan presiden Nasheed menjelaskan Nasheed dipaksa mundur lewat kudeta polisi yang membangkang. Namun kantor Presiden Waheed membantah tuduhan tersebut. Itu bukan kudeta. Itu adalah keinginan rakyat. Demikian dikatakan sekretaris presiden baru Maladewa, Ahmed Taufik.

Eine Frau ruht sich auf einer Palme an einem Malediven-Strand aus. Undatierte Aufnahme.
MaladewaFoto: picture-alliance / dpa

Kerusuhan di Negara Tujuan Wisata

Ketegangan di Maladewa pecah bulan lalu setelah ditangkapnya seorang hakim yang memerintahkan pembebasan tokoh oposisi yang dipenjara. Terutama pendukung mantan Presiden Maumoon Abdul Gayoom memobilisir protes menentang Presiden Nasheed. Gayoom memerintah selama 30 tahun secara otoriter sebelum dikalahkan Nasheed dalam pemilu tahun 2008.

Pengamat khawatir bahwa pemenang sesungguhnya dari persaingan kekuasaan yang rumit di Maladewa akhirnya kelompok islamis. Beberapa pekan lalu kelompok islamis sudah mengganggu ketenangan di kepulauan wisata tsb, ketika berhasil memaksakan tuntutan mereka yakni penutupan salon pijat dan spa serta larangan penjualan alkohol dan daging babi. Untuk Maladewa yang mengandalkan industri pariwisata, dicabutnya larangan itu setelah beberapa hari menimbulkan kelegaan besar: "Ketika larangan itu diberlakukan, warga di Maladewa menyadari betapa kritisnya situasi. Mayoritas warga menjadi sadar dan keinginan mereka adalah segera menarik kembali permintaan para ekstremis.“

Der Präsident der Malediven, Mohamed Nasheed, kommt am Freitag (18.12.2009) auf der UN-Klimakonferenz in Kopenhagen, Dänemark, an. Regierungschefs und Spitzenpolitiker aus der ganzen Welt beraten hier über ein neues Klimaabkommen. Foto: Kay Nietfeld dpa
Mohamed NasheedFoto: picture-alliance/dpa

Demikian diumumkan Presiden Mohammed Nasheed Januari lalu. Dan ia memperingatkan kelompok islamis bahwa Maladewa tidak akan mampu kembali ke jaman batu. Mohammed Nasheed yang berusia 44 tahun selama ini dikenal sebagai bintang gerakan demokrasi. Di masa pemerintahan Presiden Gayoom, ia menjadi tahanan politik. Sementara Presiden baru Maladewa Waheed, dikenal berorientasi barat dan pernah bertugas di Badan urusan anak-anak PBB UNICEF. Selain itu Waheed yang kini berusia 59 tahun, merupakan moderator televisi pertama di Maladewa.

Dyan Kostermans/dpa/DW/ARD

Editor: Hendra Pasuhuk