1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertempuran Baru antara Kamboja dan Thailand

5 Februari 2011

Pertempuran baru meletus Minggu (06/02), mengakhiri gencatan senjata yang baru disepakati Sabtu (05/02). Sejauh ini belum jatuh korban.

https://p.dw.com/p/10BUO
Seorang polisi Thailand sedang memeriksa kerusakan pada gedung sebuah sekolah akibat pertempuran (05/02)Foto: dapd

Pertempuran baru meletus di daerah perbatasan antara Thailand dan Kamboja, di dekat candi Preah Vihear, hari Minggu (06/02). Pertempuran itu menyudahi gencatan senjata, yang baru disepakati militer kedua negara Sabtu lalu, setelah pertempuran beberapa hari terakhir menyebabkan sedikitnya lima orang tewas.

Seorang perwira militer Kamboja mengatakan kepada reporter AFP, mereka memulai lagi pertempuran, karena tentara mereka ditembaki militer Thailand. Jurubicara militer Thailand, Kolonel Sunsern Kaewkumnerd membenarkan pecahnya pertempuran baru. Tetapi ia menyatakan pihak Kambojalah yang memulai kembali kekerasan dengan melepaskan tembakan. Sampai berita diturunkan tidak ada korban jatuh.

Pertempuran Disela Gencatan Senjata Sehari

Schießereien zwischen Thailand und Kambodscha Tempel Preah Vihear
Candi Preah VihearFoto: dapd

Dalam dua hari pertempuran antara Thailand dan Kamboja, yang berlangsung sejak Jumat (04/02), tiga tentara Kamboja dan dua serdadu Thailand tewas. Selain itu, enam tentara Thailand dan empat tentara Kamboja cedera dalam ronde awal baku tembak. Empat serdadu Thailand tertangkap. Laporan dari perbatasan kedua negara hari Sabtu (05/02) mengisyaratkan, bahwa keempat tentara Thailand itu dibebaskan oleh Kamboja setelah gencatan senjata disepakati.

Sengketa antara kedua negara terkait dengan candi Preah Vihear yang berada di perbatasan Thailand-Kamboja. Tahun 1962, Mahkamah Internasional menetapkan bahwa candi Hindu berusia 900 tahun itu adalah milik Kamboja. Namun perbatasan antara kedua negara tidak jelas, dan sejak bertahun-tahun kerap menyebabkan ketegangan, dan beberapa kali tersulut konflik terbuka.

Penduduk Melarikan Diri

Schießereien zwischen Thailand und Kambodscha Tempel Preah Vihear
Komandan Militer Thailand, Lt. Gen. Tawatchai Samutsakhon, kiri, dan Maj. Gen. Chea Mon dari Kamboja , kanan, bicarakan gencatan senjata pada Sabtu 05 Feb di Propinsi Undor MeancheyFoto: dapd

Kali ini, di antara ratusan orang penduduk kawasan yang mengungsi terdapat banyak pedagang dan pemilik toko suvenir dan makanan yang biasa berjualan di kaki candi Preah Vihear, begitu namanya di Kamboja atau bagi warga Thailand, candi Khao Phra Viharn. Seorang di antaranya yang bernama Malee tak mau meninggalkan tempat persembunyiannya. Ia mengatakan bahwa tembakan dan serangan artileri terdengar sejak Jumat pagi. Itulah mengapa ia memilih bersembunyi.

Kamboja dan Thailand kinipun saling tuding. Di satu pihak, Kamboja menyebut tindakan Thailand adalah invasi. Sedangkan Thailand menyebutnya sebagai tindakan agresi negara tetangganya.

Sabtu pagi (05/02) Kementerian Luar Negeri Thailand mengeluarkan pernyataan yang menuduh Kamboja telah menyerang lebih dulu dan melanggar wilayah Thailand. Disebutkan, Kamboja menembakkan mortir, granat dan senjata artileri ke wilayah Thailand dan tiga ribu warga sipil yang menetap di kawasan perbatasan terpaksa dievakuasi.

Saling Tuding

Schießereien zwischen Thailand und Kambodscha Tempel Preah Vihear
Penduduk desa terpaksa mengungsiFoto: dapd

Sementara Kementrian Luar Negeri Kamboja mengumumkan pernyataan serupa, menuding Thailand hari Jumat mengirimkan masuk 300 serdadu untuk menyerang pasukan Kamboja. Agresi militer Thailand diikuti oleh rangkaian serangan artileri yang mencapai sekitar 20 kilometer di dalam wilayah Kamboja.

Di ibukota Thailand kaum nasionalis berbaju merah berusaha menambah tekanan terhadap Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva. Sementara hari Sabtu (05/02) ratusan demonstran baju kuning juga berunjuk rasa di Bangkok, menuding pemerintah tidak cukup tegas membela wilayah Thailand. Pemimpin demonstrasi Somsak Kosaksuk menyatakan bahwa tugas seorang tentara Thailand adalah melindungi kedaulatan negara dan wilayahnya. Kosaksuk menegaskan dukungannya terhadap tentara Thailand, yang disebutnya berkerja dengan baik.

Demonstrasi di Kamboja

Rakyat juga turun jalan di ibukota Kamboja, Phnom Penh. Mereka berunjuk rasa di depan kedutaan besar Thailand, memrotes masuknya tentara Thailand ke wilayah yang menurut mereka adalah wilayah Kamboja.

ASEAN Aussenministertreffen in Hanoi Vietnam
Sekjen ASEAN Surin PitsuwanFoto: AP

Para demonstran Khmer menegaskan keinginan agar wilayah Kamboja dilindungi. Seorang dari mereka yang bernama Prum mengatakan, "Apabila mereka masuk ke wilayahh kami maka kita harus mengusirnya. Kalau kita diam saja, mereka akan berpikir bahwa kami tidak punya amunisi. Padahal kita punya cukup." Tak jauh dari situ, demonstran bernama Cheng mengatakan, ia ingin agar Kamboja memerangi tentara Thailand yang masuk ke dalam wilayah negaranya.

Sementara itu, negara-negara anggota ASEAN dan dan Amerika Serikat menyerukan agar kedua pihak menahan diri. Surin Pitsuwan, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), menyatakan Thailand dan Kamboja menyambut upaya mediasi ASEAN dalam menyelesaikan sengketa candi ini. Organisasi itu tengah mengupayakan kawasan ekonomi yang terintegrasi.

AFPE/RTR/ARD/ZDF/Koesoemawiria
Editor: Marjory Linardy