1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan Empat Mata Biden dan Putin, Apa Saja yang Dibahas?

17 Juni 2021

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pertemuan mereka berlangsung positif dan konstruktif. Meski begitu pertemuan dinilai masih mengekspos ketidaksepakatan yang mendalam.

https://p.dw.com/p/3v4KW
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden AS Joe Biden (kanan) bersalaman saat bertemu di Jenewa, Swiss (16/06)
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden AS Joe Biden (kanan) bersalaman saat bertemu di Jenewa, Swiss (16/06)Foto: Alexander Zemlianichenko/REUTERS

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengadakan pertemuan empat mata di Jenewa, Swiss, pada Rabu (16/06).

Pertemuan pertama para pemimpin kedua negara sejak Biden menjadi presiden ini berlangsung di sebuah vila di tepi danau dan terjadi di tengah meningkatnya ketegangan kedua negara.

Usai pertemuan yang berlangsung kurang dari lima jam tersebut, pihak AS mengatakan pertemuan tersebut "cukup berhasil."

Kedua belah pihak kemudian mengeluarkan pernyataan bersama tentang salah satu topik utama diskusi, yaitu pengendalian nuklir. Pernyataan itu berbunyi, "Perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperangi."

Pernyataan bersama AS-Rusia itu mengatakan bahwa kemajuan pada tujuan bersama dapat dicapai, "bahkan dalam periode ketegangan," dan lebih lanjut menyatakan, "Amerika Serikat dan Rusia akan bersama-sama memulai Dialog Stabilitas Strategis bilateral terintegrasi dalam waktu dekat secara hati-hati dan kuat."

Kedua negara juga "berusaha untuk meletakkan dasar bagi pengendalian senjata di masa depan dan langkah-langkah pengurangan risiko," tambah pernyataan itu.

Apa yang dikatakan Putin setelah pertemuan?

Putin, yang menggambarkan Biden sebagai "negarawan yang seimbang" dan "berpengalaman" mengatakan pertemuan itu "konstruktif."

Putin jadi orang pertama yang memberikan pernyataannya kepada awak media. "Pertemuan itu sangat efisien. Substantif dan spesifik. [Pertemuan] itu ditujukan untuk mencapai hasil dan salah satunya mendorong kembali batas kepercayaan," ujarnya.

Putin berbicara tentang penilaian Biden tentang kontrol senjata, dengan mengatakan: "Saya pikir jelas bagi semua orang bahwa Presiden Biden telah membuat keputusan yang bertanggung jawab dan, dalam pandangan kami, tepat waktu untuk memperpanjang perjanjian New START selama lima tahun, yang berarti hingga 2024."

"Tentu saja, itu menimbulkan pertanyaan tentang apa yang terjadi selanjutnya," kata Putin merujuk bahwa diskusi pengendalian senjata akan diadakan di tingkat antarlembaga. Diskusi tingkat tinggi itu telah diumumkan dalam pernyataan bersama Gedung Putih-Kremlin yang dirilis segera setelah pertemuan berakhir.

Ditandatangani pada 2010, perjanjian New START membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis, rudal, dan pembom yang dapat dikerahkan Rusia dan AS yakni masing-masing tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis.

Putin juga memuji Biden sebagai "negarawan berpengalaman" yang bersedia duduk berjam-jam dengan para pemimpin lain, seperti yang dilaporkan Richard Walker dari DW.

Awak media kemudian mencecar Putin dengan pertanyaan tentang catatan hak asasi manusia Rusia dan penahanan Alexei Navalny. Putin menolak menyebut nama Navalny, dan menyebutnya hanya sebagai "warga Rusia" dan "pelanggar berulang."

"Orang ini tahu bahwa dia melanggar hukum di Rusia. Secara sadar mengabaikan persyaratan hukum, dia pergi ke luar negeri untuk perawatan," menuduh Navalny telah, "dengan sengaja bertindak untuk ditahan."

Putin juga membela tindakan kerasnya terhadap kelompok anti-korupsi Navalny, yang ia klaim "secara terbuka menyerukan kerusuhan, melibatkan anak di bawah umur dalam kerusuhan" dan "secara terbuka menjelaskan cara membuat bom molotov."

Putin pun kesal dengan kritikan terhadap catatan hak asasi manusia Rusia, menyebut "standar ganda" AS, dengan mengatakan Washington berusaha ikut campur dalam urusan dalam negeri Rusia.

Awalnya, dia merujuk gerakan Black Lives Matter (BLM) di AS, dengan mengatakan: "Apa yang kami lihat adalah kekacauan, gangguan, pelanggaran hukum, dan lain-lain. Kami bersimpati kepada Amerika Serikat, tetapi kami tidak ingin itu terjadi di wilayah kami dan kami akan melakukan yang terbaik untuk tidak membiarkan hal itu terjadi."

Putin juga membela orang-orang yang menyerbu Gedung Capitol pada 6 Januari lalu, dengan mengatakan mereka memiliki tuntutan politik yang sah dan menyatakan bahwa dia "tidak akan diceramahi tentang hak asasi manusia" oleh Washington.

Apa yang dikatakan Biden setelah pertemuan?

Secara terpisah, Presiden AS Joe Biden kemudian juga berbicara kepada awak media dalam sesi konferensi pers. "Saya harus memberi tahu Anda, jalannya seluruh pertemuan, saya kira totalnya empat jam, bagus, dan positif. Tidak ada tindakan keras yang diambil. Ketika saya tidak setuju, saya menyatakan tidak setuju. Begitu pula ketika dia (Putin) tidak setuju, dia menyatakan itu. Tapi itu tidak dilakukan dalam suasana hiperbolik. Intinya adalah saya memberi tahu Presiden Putin bahwa kita perlu memiliki beberapa aturan dasar jalan yang bisa kita semua patuhi."

Biden mengatakan bawah dirinya berusaha menekankan niat baik AS terhadap Rusia. "Saya juga mengatakan ada area di mana ada kepentingan bersama bagi kita untuk bekerja sama, untuk rakyat kita ... tetapi juga untuk kepentingan dunia dan keamanan dunia. Salah satu masalah itu adalah stabilitas strategis."

"Saya senang bahwa kita telah sepakat hari ini untuk meluncurkan Dialog Stabilitas Strategis bilateral, pembicaraan diplomatik agar para ahli militer dan diplomat kita bersama-sama bekerja pada mekanisme yang dapat mengarah pada kontrol baru dan senjata berbahaya dan canggih yang muncul sekarang," lanjutnya.

"Area lain yang menghabiskan banyak waktu kami adalah soal keamanan siber," kata Biden. "Saya berbicara tentang proposisi bahwa infrastruktur kritis tertentu harus dilarang untuk diserang. Titik. Dengan siber atau cara lain, saya memberi mereka daftar, jika saya tidak salah, saya tidak memilikinya di depan saya, ada 16 entitas yang berbeda."

Yang kedua, saya pikir hal terakhir yang dia [Putin] inginkan sekarang adalah Perang Dingin," lanjut presiden AS itu.

Menurut Biden, keduanya juga berbicara tentang pembebasan warga AS yang dipenjara yang saat ini ditahan di Moskow dalam konteks yang sama. Dia mengatakan kepada Putin bahwa dia harus "mengubah dinamika," jika dia ingin AS berinvestasi di Rusia.

Ditanya mengapa dia yakin bahwa Putin dan Rusia akan mengubah perilaku mereka setelah bertemu dengannya, Biden dengan tegas membantah pertanyaan tersebut. "Apa yang akan mengubah perilaku mereka adalah jika seluruh dunia bereaksi dan itu mengurangi kedudukan mereka di dunia."

Dalam kesempatan ini Biden juga merangkum seluruh perjalanan pentingnya di Eropa. "Selama seminggu terakhir ini, saya percaya, saya harap, bahwa Amerika Serikat telah menunjukkan kepada dunia bahwa kami kembali, berdiri bersama sekutu kami. Kami mengumpulkan sesama demokrasi kami untuk membuat komitmen bersama guna menghadapi tantangan terbesar yang dihadapi dunia kita. Dan sekarang, kami telah menetapkan dasar yang jelas tentang bagaimana kami berniat untuk menangani Rusia dan hubungan AS-Rusia. Masih banyak pekerjaan ke depan. Saya tidak bilang semua ini sudah selesai. Kami telah menyelesaikan banyak urusan dalam perjalanan ini."

Apa kata pengamat soal pertemuan Biden-Putin?

Anggota senior Dewan Hubungan Luar Negeri AS Chris Kupchan mengatakan kepada DW bahwa kedua pemimpin itu "tidak datang untuk mencari bromance seperti Trump dan Putin," tetapi Biden dapat "berinvestasi dalam semacam hubungan kerja dengan Putin."

"Biden jauh lebih khawatir tentang Cina daripada tentang Rusia. Dan saya menduga bahwa Putin mulai diam-diam tidak nyaman dengan Cina. Jadi bagian dari percakapan ini mungkin tentang mencoba meningkatkan hubungan Barat dengan Rusia dengan cara memanfaatkan pengaruh Cina dan memberi Moskow sedikit ruang bernapas dalam hubungannya dengan Beijing," katanya.

Andrey Kortunov, direktur jenderal Dewan Urusan Internasional Rusia (RIAC) yang didirikan Kremlin, mengatakan Putin "memahami bahwa sebagian besar hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat akan terus menjadi permusuhan, setidaknya untuk masa mendatang. Tetapi pada saat yang sama, ada beberapa potensi kerja sama yang dapat diupayakan lebih lanjut. Dan bahkan konfrontasi dapat dan harus dikelola, untuk mengurangi biaya dan mengurangi risiko."

Sementara itu, David O'Sullivan, mantan duta besar Uni Eropa untuk AS, mengatakan bahwa Biden akan berusaha untuk menjadi menawan, dan pada saat yang sama "terbuka tetapi tegas pada poin-poin yang penting baginya."

"Dia akan menghubungi Putin dan berkata, 'lihat, kita tidak setuju dalam segala hal. Mari kita cari cara untuk hidup berdampingan dan tidak menciptakan ketegangan yang berlebihan satu sama lain.'"

rap/gtp (AFP, Reuters, AP)