1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perundingan Perdamaian Suriah Tanpa Oposisi

29 Januari 2016

Perundingan perdamaian Suriah dimulai Jumat di Jenewa. Namun kelompok oposisi yang didukung Arab Saudi tidak bersedia ikut serta. PBB menyatakan perundingan akan tetap digelar.

https://p.dw.com/p/1Hlgq
Syrien Kämpfer Islam Armee Jaish al-Islam Schatten Silhouette
Foto: Getty Images/A.Almohibany

Semua pihak menyatakan ingin perundingan perdamaian Suriah diadakan. Namun dari awal sudah didufga, pembicaraan tidak akan berjalan lancar. Oposisi yang menyebut diri Higher Negotiations Committee (komisi tinggi negosiasi) yang berkedudukan di Arab Saudi menyatakan tidak akan pergi ke Jenewa untuk ikut perundingan perdamaian Jumat.

Mereka menyatakan akan terus mengadakan diskusi intern antar semua kelompok oposisi di Riyadh untuk mengambil keputusan akhir tentang keikutsertaan dalam pembicaraan perdamaian yang diorganisir PBB. Siapa sajapara pihak yang bertikai dan hendak diundang perundingan damai bisa dilihat lebih jelas dari peta Suriah dan kelompok-kelompok yang berebut kekuasaan.



Tokoh oposisi dukungan Arab Saudi sebelumnya sudah mengajukan dua tuntutan, yang merupakan syarat menentukan bagi kehadiran mereka dalam perundingan. Yaitu menghentikan pengepungan sejumlah kota, juga dihentikannya serangan pemboman dari udara.

Karte Konfliktparteien Syrien Englisch
Foto: DW

Kepala komite Riyad Hijab menyatakan, anggota panel tidak melihat prospek bagus dari negosiasi ini. Ia menekankan dalam wawancara dengan televisi Al Arabiya, Kamis malam, "Kami tidak ikut dalam negosiasi karena kami tidak mau menerima agendanya. Kami juga sudah menyatakan sebelumnya, kami tidak menerima peran Bashar al Assad dalam masa depan Suriah."

PBB menyatakan akan tetap melaksanakan perundingan perdamaian. PBB sebelumnya sudah menyatakan tidak punya wewenang untuk mengambil langkah sesuai tuntutan oposisi Suriah.

Pengepungan 18 daerah

Pemerintah Suriah dilaporkan melaksanakan pengepungan 18 daerah di Suriah. Di wilayah itu diperkirakan hingga 500.000 orang sengsara karena tidak bisa memperoleh bahan pangan. Demikian keterangan Badan Pangan Dunia (WFP). Selain itu warga terputus dari penyaluran bantuan kemanusiaan yang sangat mereka butuhkan. Kantor berita Reuters melaporkan, PBB menuduh pemerintah di Damaskus tidak memenuhi permintaan untuk menolong warga yang sangat memerlukan bantuan.


Semua negara besar berharap negosiasi di Jenewa akan menjadi impuls penting bagi proses politik di Suriah yang akhirnya akan menyelesaikan konflik di negara itu. Diperkirakan, sejak protes anti pemerintah 2011 yang memicu perang saudara, lebih dari 250.000 orang tewas. Akibat situasi politik yang sulit di Suriah, Islamic State (ISIS) bisa mengambil kesempatan untuk melebarkan kekuasaan.



ml/as (twitter, rtr, dpa)