1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pesawat dari Yaman Dilarang Mendarat di Inggris

21 Januari 2010

Jelang konferensi internasional Yaman yang akan berlangsung di Inggris, pemerintahan tersebut mengambil langkah-langkah keamanan baru.

https://p.dw.com/p/LcTH
PM Inggris Gordon BrownFoto: AP

27 Januari mendatang, Inggris akan menjadi tuan rumah konferensi internasional yang membahas ancaman teror dari Yaman. Desember 2009, seorang warga Nigeria bermaksud meledakkan pesawat rute penerbangan Amsterdam-Detroit. Pelaku yang berhasil digagalkan usahanya tersebut, dikatakan dilatih dan dipersenjatai di Yaman. Rabu (20/01), Perdana Menteri Inggris Gordon Brown mengatakan di hadapan Majelis Rendah, setelah Somalia dan wilayah perbatasan Afghanistan dan Pakistan, Yaman adalah sarang teroris yang mengancam keselamatan dunia. Karena itu Brown berusaha untuk mengamankan perbatasan Inggris. "Kami telah sepakat dengan maskapai penerbangan Yaman, bahwa hingga situasi keamanan disana membaik, penerbangan langsung ke Inggris akan dihentikan terlebih dahulu."

Brown menambahkan penghentian penerbangan langsung dari Yaman ke Inggris bersifat sementara. Saat ini petugas penerbangan Inggris telah berada di Yaman untuk membicarakan kelanjutan masalah tersebut. Selain itu juga akan dikeluarkan daftar hitam nama-nama warga Yaman yang akan dilarang untuk masuk dan melewati Inggris. Pakar keamanan mengatakan, strategi baru ini dilakukan oleh pemerintah Inggris berdasarkan informasi baru dinas intelijen bahwa kalangan Al Qaida mungkin tengah merancang serangan terhadap Inggris.

Profesor Fawiz Gerges, pakar Timur Tengah di Inggris, menjelaskan, kaitan Al Qaida dengan Yaman. "Al Qaida sudah selalu ada di Yaman semenjak tahun 90an. Di sana adalah salah satu kelompok terbesar yang berkaitan dengan Osama bin Laden. Yang tengah terjadi adalah, kelompok tersebut berhasil memperkuat diri mereka disana dalam beberapa tahun terakhir."

Ini dikarenakan militan Yaman dan kelompok ekstrimis dari Arab Saudi menggabungkan diri. Gerges menambahkan, ada kontak antara Somalia dan Yaman. Serta kelompok Al Qaida yang berada di wilayah Pakistan serta Afghanistan juga mengirimkan aset mereka ke Yaman, karena terlalu besarnya tekanan yang dilakukan oleh Amerika Serikat di kawasannya. Yaman adalah lokasi yang ideal bagi sarang teroris karena pemerintahan di negara ini tidak memiliki kekuasaan.

"Yaman adalah negara yang gagal. Banyak wilayah yang tidak menjalankan hukum yang berlaku. Ada banyak kelompok pemberontak. Wilayah selatan berusaha memisahkan diri dengan wilayah utara. Di utara ada perang saudara. Suku-suku di wilayah timur menyerang pemerintahan pusat. Dan Al Qaida terlibat dalam semua konflik lokal ini," papar Fawiz Gerges.

Permasalahan yang sedemikian luas ini membuat banyak pihak yang mengeritik mengapa konferensi internasional masalah Yaman hanya akan berlangsung selama dua jam dan kepentingannya pun sepertinya tidak menjadi prioritas lagi. Minggu depan, beberapa menteri luar negeri akan bertemu dengan para menteri dari negara kawasan Teluk dan setelahnya mungkin akan ada pernyataan bersama. Dari kalangan pemerintahan Inggris dikatakan, bahwa pertemuan tersebut adalah acara yang menyangkut kepentingan kelompok yang lebih kecil dibandingkan konferensi Afghanistan yang diadakan sehari setelahnya.

Barbara Wesel / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Hendra Pasuhuk