1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Petinggi Militer Australia ke Jakarta Untuk Konsultasi

6 Februari 2017

Kepala Angkatan Darat Australia Letnan Jenderal Angus Campbell akan berkunjung ke Jakarta hari Rabu (8/2) dan melakukan pertemuan dengan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo.

https://p.dw.com/p/2X31D
Vereidigung des Oberbefehlshabers der indonesischen Streitkräfte Gatot Nurmantyo
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry

Kepala Angkatan Darat Australia Angus Campbell akan berkunjung ke Indonesia dan menemui Panglina TNI Gatot Nurmantyo dan Kepala Staf Angkatan Darat Mulyono, kata juru bicara TNI Mayjen Wuryanto.

Inilah kunjungan pejabat tinggi militer Australia yang pertama kali setelah kerja sama pertahanan Indonesia dan Australia hampir dihentikan bulan lalu karena sengketa tentang bahan pendidikan militer Australia, yang dianggap "menghina" ideologi Pancasila dan mendiskreditkan TNI.

Material pelajaran itu dilaporkan oleh seorang petugas Indonesia yang mengikuti kursus dan pelatihan bahasa di Australia. Militer Indonesia bereaksi keras dan menyatakan menghentikan kerja sama militer dengan negara itu.

Namun pemerintah Indonesia dan Australia bergerak cepat dan berusaha meredam suasana. Akhirnya hanya program, pelatihan bahasa di Australia yang dihentikan untuk sementara. Pemerintah dan militer Australia berjanji akan melakukan investigasi.

Media-media di Australia melaporkan, di Jakarta Angus Campbell akan membahas tentang hasil investigasi yang telah dilakukan oleh departemen pertahanan.

Menschenmenge Ost Timor 2006
Tahun 1999, militer Australia menghentikan kerjasama dengan Kopassus atas tuduhan pelanggaran HAM di Timor TimurFoto: AP

Juru bicara TNI Wuryanto menolak mengomentari agenda pembicaraan hari Rabu mendatang. Juga juru bicara Kementerian Pertahanan Australia, Marise Payne, menolak berkomentar lebih lanjut tentang pembicaraan.

Kerjasama miloter Indonesia-Australia memang jatuh bangun. Australia menghentikan kegiatan pelatihan bersama dengan Kopassus setelah satuan elit militer itu dituduh melakukan pelanggaran hak asasi di Timor Timur tahun 1999.

Hubungan kembali dilanjutkan dengan kerjasama kontra-terorisme pasca bom Bali yang menewaskan 202 orang, di antaranya 88 warga Australia.

Tahun 2013 Indonesia lagi-lagi menghentikan hubungan militer setelah dokumen yang dirilis wikileaks mengungkapkan bahwa spion Australia menyadap telepon seluler Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

hp/ap (rtr, abc)