1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Piala Afrika, Pemanasan Menuju Afrika Selatan

31 Januari 2010

Piala Afrika telah berakhir. Setelah lampu stadion dimatikan dan setiap tim telah kembali ke negaranya masing-masing, kini insan sepak bola menatap kejuaraan Piala Dunia yang akan dihelat di Afrika Selatan.

https://p.dw.com/p/LoZR
Timnas Mesir pertahankan Piala Afrika setelah menaklukkan Ghana 1:0Foto: AP

Tak berlebihan jika Piala Afrika kali ini menjadi tolak ukur bagi prestasi tim Afrika di Piala Dunia. Lantas bagaimana penampilan Ghana, Pantai Gading, Aljazair dan Kamerun selama Piala Afrika menjelang perhelatan sepakbola terbesar di dunia itu?

Ayei Roxanne adalah wartawan olahraga Ghana. Mengenai penampilan pertama tim nasionalnya yang berahkir dengan skor 1:3 untuk Pantai Gading, Roxanne merasa berang, "Saya kira penampilan Ghana sebuah bencana. Di masa depan kami harus tampil beda."

Harapan itu kemudian menjadi kenyataan. Ghana tampil garang di hampir setiap pertandingan, yang di antaranya berkat kegemilangan seorang pemain, asamoah Gyan, penyerang Stade Rennes di Perancis.

Asamoah Gyan mencibir keraguan pengamat sepakbola terhadap Ghana dan sebaliknya mencatat kisah sukses melalui gol-golnya. Terlebih pelatih Milovan Rajevac harus kehilangan sejumlah pemain kuncinya sejak awal turnamen. Pun bintang Ghana, Michael Essien tercatat hanya bermain selama 45 menit sepanjang Piala Afrika.

Dengan situasi semacam itu Rajevac tidak punya pilihan lain, selain mengandalkan pemain-pemain muda. Tidak tanggung-tanggung, sang pelatih menurunkan delapan pemain yang akhir tahun l2009 alu memenangkan Piala Dunia U-20. Meski minim pengalaman, tim racikan Rajevac terbukti jitu menghadapi kerasnya persaingan Piala Afrika. Tak heran jika kiper Richars Kingston mewanti-wanti, Ghana yang bakal berada dalam satu grup dengan Jerman di Piala Dunia nanti akan menjadi salah satu kuda hitam yang patut diperhitungkan.

Di babak semi final timnas Ghana berhasil menjegal Nigeria yang lebih difavoritkan. Nigeria sendiri yang di sepanjang turnamen tampil mengecewakan, mampu mengimbangi permainan apik tim asuhan Rajevac, meski akhirnya harus menyerah. Pada perebutan tempat ketiga melawan Aljazair, Nigeria mampu bermain solid dan menang 1:0.

Aljzair walaupun gagal membawa pulang hasil maksimal, dinilai banyak pengamat tampil lebih baik ketimbang Super Eagle, meski sebelumnya dipukul 0:4 oleh Mesir di babak semi final.

Selain Ghana, Nigeria dan Aljazair, tim tersebut dan tentunya tuan rumah Afrika Selatan serta Kamerun, benua hitam Afrika juga akan diwakili oleh Pantai Gading pada Piala Dunia mendatang. Setidaknya sepanjang turnamen Piala Afrika, Didier Drogba dkk. belum mampu menampilkan permainan yang solid. Tim asuhan pelatih Vahid Halilhodzic itu harus menelan pil pahit ketika berhadapan dengan Aljazair di babak perempat final.

Terlebih di Afrika Selatan nanti, Pantai Gading bakal menghuni grup neraka bersama lawan-lawan kuat seperti Brazil dan Portugal. Selain itu jika pun berhasil lolos, timnas Pantai Gading terancam berhadapan dengan juara Piala Eropa, Spanyol yang kini menduduki tempat teratas dalam daftar tim nasional terbaik versi FIFA. Sebab itu tidak heran jika banyak pengamat meragukan, bahwa pada Piala Dunia kali ini bakal ada tim Afrika yang mampu menembus babak semi final.

RN/CSF/sid/dpa