1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pidato Natal Presiden Jerman: Solidaritas dan Cinta Sesama

Günther Birkenstock24 Desember 2012

Dalam pidato Natalnya Presiden Jerman Gauck menyerukan warga Jerman untuk solidaritas, sehubungan meningkatnya perbedaan sosial. Ia juga menekankan Natal adalah sebuah pesta bagi banyak agama.

https://p.dw.com/p/178WE
Bundespräsident Joachim Gauck hält seine Weihnachtsansprache 2012, eingestellt von gmf
Pidato Natal Presiden Joachim GauckFoto: Getty Images

Sebagian warga di Jerman merasa "tidak yakin sehubungan sebuah kehidupan yang menjadi semakin cepat, semakin tidak terlihat jelas, semakin tidak stabil." Demikian dikatakan Presiden Jerman Joachim Gauck dalam pidato Natal pertamanya yang akan disiarkan stasiun televisi Jerman Selasa (25/12) malam waktu setempat.

"Jurang antara miskin dan kaya makin melebar, perubahan iklim meminta jawaban baru demikian pula masalah menuanya masyarakat," ditekankan Presiden Jerman Gauck. "Hal yang juga membuat kita cemas adalah kekerasan: di stasiun-stasiun tram bawah tanah atau di jalan raya, dimana juga orang diserang karena mereka berambut hitam atau memiliki warna kulit yang gelap."

Tantangan bagi Masyarakat

Berkaitan dengan perkembangan ini Gauck menyarankan kembali merujuk pada perhatian terhadap manusia. "Dalam bahasa politik itu artinya: solidaritas. Dalam bahasa agama: cinta terhadap sesama. Dalam perasaan manusia: cinta." Jerman ingin menjadi negara dimana tua dan muda, warga yang sudah lama tinggal dan mereka yang baru datang dapat saling hidup bersama. "Ya kami negara yang solidaris," kata Presiden Gauck.

Dalam pidato Natalnya Presiden Jerman itu juga merujuk pada meningkatnya jumlah pencari suaka. "Memang kita tidak akan pernah dapat menerima semua orang yang datang," kata Gauck. "Tapi dengan hati terbuka kami ingin memberi jaminan suaka bagi mereka yang dikejar-kejar dan menyambut para imigran yang sejahtera, yang dibutuhkan negara kami."

Perdamaian yang Berharga

Presiden Gauck juga menyinggung krisis hutang yang berkepanjangan di Eropa. Gagasan Eropa sudah lebih dari 60 tahun menjamin perdamaian di Eropa. "Tapi kini pertanyaannya: Apakah keinginan politis kita dapat mempersatukan apa yang secara ekonomis dan budaya begitu berbeda?" Jerman selama ini berhasil dengan baik mengatasi krisis, ujar Gauck. Selain itu secara politis Jerman stabil. "Partai-partai radikal tidak dapat menarik keuntungan, dimana sebagian warga merasa tidak aman."

Dalam pidato Natalnya mantan pendeta Joachim Gauck berulang kali mengacu kata-kata dalam Kitab Suci. Bagi umat Kristen, Natal "adalah janji Tuhan, bahwa kita sebagai manusia berada di dalam kasihNya." Tapi juga umat Muslim Yahudi, warga dengan kepercayaan lainnya dan kaum atheis, Natal adalah "pesta untuk berinstrospeksi, pesta sanak keluarga dan calon keluarga, sebuah pesta yang menjalin, jika orang-orang saling mengunjungi dan memberi sesuatu."

Penampilan yang Pantas

Berbeda dari pendahulunya Christian Wulff, yang pada dua pidato Natalnya di kediaman presiden Istana Bellevue dikelilingi oleh sekelompok besar petugas bantuan sukarela dan anak-anak, Presiden Gauck memilih penampilan tunggal di depan kamera televisi. Joachim Gauck juga tidak tampil dengan duduk di belakang meja seperti presiden-presiden Jerman terdahulu Horst Köhler atau Roman Herzog. Ia memilih tampilan yang agak santai, tapi benar dan pantas untuk jabatan orang pertama di Jerman.