1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pilot Suriah Membelot ke Yordania

22 Juni 2012

Dengan menggunnakan pesawat tempur buatan Rusia, seorang pilot Suriah mendarat di Yordania. Sementara itu, oposisi mengatakan kembali jatuhnya korban tewas di Homs.

https://p.dw.com/p/15JPs
Foto: Fotolia/icholakov

Untuk pertama kalinya, sejak pemberontakan terhadap Presiden Suriah Bashar al Assad yang dimulai 15 bulan lalu, seorang pilot Suriah membelot menggunakan pesawat tempurnya. Ia mendarat di lapangan udara militer Raja Hussein di Mafrak, sekitar 70 kilometer dari ibukota Amman.

Seorang pejabat Yordania mengatakan, pilot tersebut mengajukan permohonan suaka karena khawatir akan keselamatannya jika ia kembali ke Suriah. Namun tidak dikatakan, tindakan apa yang akan dilakukan terhadap pilot tersebut beserta pesawatnya.

Para anggota angkatan udara Suriah dikenal sangat setia pada rezim Assad. Membelotnya salah satu anggotanya menjadi kemenangan bagi posisi, yang berusaha menggulingkan Assad. Seorang juru bicara pasukan pemberontak, Ahmad Kassem, mengatakan, kelompok pemberontak telah berhasil mendorong pilot tersebut untuk membelot.

Sebelumnya, televisi pemerintah Suriah melaporkan, pihak berwenang telah kehilangan kontak dengan pesawat tempur jenis MIG-21, yang tengah melakukan penerbangan latihan. Kemudian, kantor berita pemerintah mengutip seorang pejabat militer, mengatakan bahwa pilot tersebut merupakan “penghianat bangsa dan kehormatan militer”.

Pembelotan ini membawa Yordania, yang secara ekonomi tergantung pada Suriah, pada posisi yang sulit. Sejak Maret 2011, Yordanai telah menerima sekitar 125.000 pengungsi asal Suriah.

Sementara itu, pertempuran sengit yang berlangsung hari Kamis (21/06) telah menewaskan sedikitnya 114 orang. Demikian dilaporkan kelompok aktivis hak asasi manusia. Dengan demikian hari Kamis kemarin merupakan hari paling berdarah sejak diberlakukannya gencatan senjata pada 12 April lalu. Dilaporkan, pasukan pemerintah melancarkan serangan artileri berat di kota Homs, wilayah selatan Suriah serta di sekitar Damaskus. Namun karena tidak adanya akses bagi media independen, informasi tersebut tidak dapat dikonfirmasikan.

yf (dapd/dpa/afp)