1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Plato Mencari Kembaran Bumi

24 Februari 2014

Pesawat ruang angkasa tak berawak Plato kini mulai digunakan untuk menemukan eksoplanet yang memiliki kondisi seperti di Bumi.

https://p.dw.com/p/1BDVv
Dunkle Materie im All
Foto: picture-alliance/dpa

Peneliti sejauh ini menemukan lebih dari seribu planet di luar tata surya kita, dan sekitar 3.800 eksoplanet lainnya juga sudah dikenal. Tetapi pakar astronomi selama ini belum menemukan Bumi kedua, di mana ada air. Dengan pencari eksoplanet bernama Plato, diharapkan planet ini dapat ditemukan. Selambatnya tahun 2024 observatorium Eropa akan mulai beroperasi, dan mengamati lebih dari sejuta bintang selama sedikitnya enam tahun untuk menemukan planet yang layak dihuni. Badan Antariksa Eropa, ESA menyatakan proyek itu resmi dimulai.

Plato adalah singkatan dari nama proyek penelitian pergerakan bintang dan planet, Planetare Transite und Oszillationen von Sternen, yang memuat proyek penelitian menarik beberapa puluh tahun mendatang. "Kami akan menemukan planet-planet yang mengelilingi bintang yang menyerupai matahari, dalam zona yang memungkinkan manusia hidup dan tinggal", kata Heike Rauer dari pusat penelitian ruang angkasa Jerman, DLR. Ia mengatakan, di planet-planet itu kemungkinan ada air dan perkembangan mahluk hidup seperti yang kita kenal.

Nachbarsonne besitzt drei potentielle Supererden
Foto: picture-alliance/dpa

Jerman Pimpin Misi

Dengan Plato, Jerman akan unggul di bidang ini. Institut DLR untuk penelitian planet memimpin seluruh misi ini. Pusat data ilmiah bagi misi ini akan didirikan di Institut Max Planck untuk penelitian tata surya (MPS) dan akan siap saat Plato diluncurkan. Laurent Gizon, direktur MPS menjelaskan, Plato akan menemukan planet seperti Bumi, yang memenuhi persyaratan agar bisa dihuni mahluk hidup.

Dalam upaya pencarian planet kembar Bumi, ilmuwan bisa menggunakan pengalaman misi ruang angkasa yang lalu. Dalam beberapa tahun mendatang, sebelum Plato mulai berfungsi, DLR akan meluncurkan pesawat tak berawak berikutnya untuk menemukan dan meneliti eksoplanet. Badan antariksa AS, NASA akan meluncurkan misi yang diberi nama Tess, sementara ESA akan mengirim satelit yang diberi nama Cheops. Setelah itulah Plato akan diluncurkan dan mencari planet, yang mengitari bintang dalam panjang waktu sama, seperti lamanya Bumi serta planet-planet lainnya mengitari matahari.

Dalam jarak sekitar 1,5 juta km dari planet Bumi, badan ruang angkasa Eropa kemungkinan akan meneliti bintang-bintang lebih terperinci. Untuk itu Plato dilengkapi dengan 34 teleskop yang saling berhubungan sehingga bisa memberikan data yang akurat.

Astronomen beobachten erstmals Umlauf eines fernen Planeten
Foto: picture alliance/dpa

Metode Pembuktian

Untuk menemukan planet kedua yang menyerupai Bumi, ilmuwan menggunakan metode pembuktian yang tidak langsung. Jika sebuah eksoplanet melewati bintang yang terang dalam jalurnya, ia akan mengurangi sedikit cahayanya. Perubahan cahaya planet ini bisa dideteksi Plato, sehinga keberadaan planet bisa tercatat. Selain itu, Plato akan mengukur getaran bintang-bintang. Karena dari data hasil pengukuran bisa dihitung radius, usia dan susunan planet-planet.

Dalam mengevaluasi hasil pengukuran, pusat data Plato di Göttingen akan bekerjasama erat dengan pusat komputer lainnya yang juga mencatat data dari misi tersebut. Data yang dikumpulkan Plato akan memiliki nilai tak terkira bagi generasi-generasi astronom berikutnya, kata Gizon. Terutama karena di dalamnya juga terkumpul data dari planet-planet di mana pencarian kehidupan bisa dilaksanakan.

ml/hp (AFP, DPA)