1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PLTN Pertama Iran Diresmikan di Bushehr

21 Agustus 2010

Peresmian PLTN pertama Iran di Bushehr, Sabtu 21/08 dilihat oleh banyak pihak di dunia barat sebagai provokasi dalam sengketa program atom dengan Iran. PLTN ini dilengkapi dengan batang bahan bakar nuklir.

https://p.dw.com/p/Ot53
PLTN BushehrFoto: AP

Meski sanksi-sanksi yang dipertajam agar Iran bersedia melakukan kompromi dalam program atomnya, dengan meriah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir pertama Iran dibuka secara resmi hari Sabtu (21/08) di kota pelabuhan Bushehr. Bagi pemegang tampuk pemerintahan di Teheran, diresmikannya PLTN yang awal pembangunannya 30 tahun silam dibantu oleh Jerman itu, merupakan sebuah sinyal politik yang penting. Upacara peresmian di Teluk Persia dihadiri oleh kepala badan atom Iran, Ali Akbar Salehi dan direktur Rosatom, perusahaan energi nuklir Rusia, Sergej Kirijenko.

Reaktor air ringan ini dibangun dengan bantuan perusahaan Rosatom dan mulai dioperasikan bulan November mendatang dengan kapasitas maksimal 1000 megawatt. "Hari ini adalah hari khusus bagi Rusia dan Iran. Di atas dasar yang dibangun para insinyur Jerman sekitar 30 tahun silam, para pakar kedua negara telah menciptakan sebuah proyek yang unik," ujar Kirijenko. Ia menepis kemungkinan penyalahgunaan batang bahan bakar nuklir untuk produksi senjata. Selanjutnya Kirijenko mengatakan, semua pakar mengetahui bahwa melalui kontrol Badan Energi Atom Internasional IAEA penyalahgunaan tidak mungkin terjadi. Rakyat Iran sudah lama menunggu hari yang punya arti simbolis yang besar itu. Demikian dilaporkan kantor berita Interfax.

Hari bersejarah bagi Iran

Kepala badan atom Iran Ali Akbar Salehi juga menyebutnya sebagai hari yang bersejarah dan menyampaikan terima kasih Iran kepada Rusia yang membantu pembangunan instalasi nuklir dan bagi kesempatan yang diberikan kepada Iran untuk dapat menggunakan teknologi nuklir moderen. Dengan begitu nama Rusia akan tercantum dalam buku sejarah Iran dan tidak dapat dihapuskan lagi. Demikian Salehi.

Tuduhan penyalahgunaan kepentingan

Sebelumnya Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad jelas-jelas menegaskan keinginannya melewati kapasitas 1000 megawatt PLTN Bushehr bagi semua reaktor nuklir yang direncanakan di Iran: "Kami bertekad untuk memperluas dan mengembangkan PLTN kami di seluruh negeri hingga mencapai kapasitas 20.000 megawatt."

Iran Bushehr
Sergej Kirienko dan Ali-Akbar Salehi (kanan)

Reaktor Bushehr untuk sementara ini akan dilengkapi dengan batang bahan bakar nuklir dari perusahaan energi nuklir Rusia, Rosatom. Menurut media di Moskow ini akan dilaksanakan sekitar tujuh sampai sepuluh hari ke depan. Batang-batang itu sudah ada di tempat, tetapi sebelumnya disegel. Baru setelah peresmian, segel dibuka oleh para inspektur IAEA. Batang bahan bakar itu akan disimpan di tempat khusus dan diawasi oleh IAEA. Setelah digunakan, Iran harus mengembalikannya ke Rusia. Pada Maret 2011 reaktor Bushehr diperkirakan mencapai kapasitas maksimalnya sebesar 1000 megawatt.

Para pengkritik menuduh bahwa Iran ingin menggunakan bahan nuklir untuk kepentingan militer. Kepala komisi luar negeri dewan federasi Rusia, Michail Margelov hari Sabtu (21/08) menyanggah tudingan itu. Ia mengatakan bahwa pembangunan reaktor itu diawasi IAEA. Juga kelima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman menegaskan, instalasi ini tidak berkaitan dengan program militer Iran. Demikian Margelov.

Hari Jumat (20/08) Menlu Rusia, Sergej Lavrov mengutarakan, pengawasan melalui IAEA tidak memungkinkan sebuah manipulasi melalui batang bahan bakar nuklir. Namun banyak pengamat menilai, Iran dan Rusia saling membutuhkan. Selama sengketa atom dengan Iran masih berlangsung, Presiden AS Barack Obama sibuk mengurusnya dan tidak punya cukup waktu menyikapi politik Rusia. Sedangkan Teheran meminati kemitraan Rusia yang duduk sebagai anggota tetap di Dewan Keamanan.

Christa Saloh/dpa/afpe

Editor: Andriani Nangoy