1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Inggris : Assad Harus Diajukan ke Pengadilan

7 November 2012

Perdana Menteri Inggris yang di masa lalu mengusulkan imunitas hukum bagi Bashar al Assad kini berubah pikiran. Sementara itu pertempuran di Suriah berlanjut dan menjadikan istana Assad sebagai sasaran.

https://p.dw.com/p/16eAW
Foto: AP

Perdana Menteri Inggris David Cameron tengah berada di Yordania dalam rangka kunjungannya ke negara-negara di Timur Tengah. Di Zaatari, kamp pengungsi yang menampung sekitar 30.000 warga Suriah yang melarikan diri, Cameron mengatakan, "Saya ingin Presiden Assad diajukan ke pengadilan internasional atas kejahatan yang ia perbuat terhadap rakyatnya sendiri. Di belakang saya adalah perbatasan ke Suriah. Setiap malam, 500 pengungsi berusaha menyelamatkan diri. Apa yang sudah kita upayakan selama ini tidak membuahkan hasil."

Di London, juru bicara pemerintahan mengatakan, Inggris berencana untuk berdialog langsung dengan perwakilan tentara pembebasan Suriah dalam upaya menyatukan oposisi dengan rezim Assad. Dialog akan digelar di Yordania dan Turki, ujar juru bicara bagi Downing Street. Namun, Inggris tidak akan menawarkan senjata atau nasihat militer bagi pemberontak Suriah. Inggris akan menambah bantuan kemanusiaan bagi pengungsi Suriah hingga lebih dari 80 juta Dollar. Ini adalah sumbangan terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Perang di Suriah belum berakhir

Rabu (7/11), pemberontak Suriah menembakkan mortir ke istana Presiden Bashar al Assad di Damaskus tapi gagal mengenai sasaran. Serangan ini menandakan bertambahnya keberanian pasukan pemberontak dalam upaya mengakhiri kekuasaan keluarga Assad yang telah berlangsung selama 42 tahun ini. Aksi ini disamakan dengan serangan bom di kawasan dengan pengamanan ketat di Damaskus Juli lalu yang menewaskan empat sosok terdekat dengan Assad.

Lakhdar Brahimi, utusan PBB dan Liga Arab bagi Suriah mengatakan, pekan ini nasib Suriah bisa menjadi seperti Somalia. Yakni, negara yang hancur dimana kepala-kepala suku dan milisi yang berkuasa. Perang Suriah telah menewaskan sekitar 32.000 orang dan menghancurkan banyak wilayah di negara itu.

VLZ/EK (afp, rtr)