1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Inggris Sulut Kontroversi di India

29 Juli 2010

Di India mau berdagang, tapi yang tersulut sengketa regional. Perdana Menteri Inggris nyatakan keberatan atas "Ekspor Terorisme Pakistan".

https://p.dw.com/p/OXPI
David CameronFoto: AP

Kunjungan tiga hari Perdana Menteri Inggris David Cameron ke India sebenarnya bertujuan bisnis. Sejumlah kontrak besarpun ditandatatangani, misalnya penjualan 57 pesawat jet Hawk trainer ke India dan pasokan mesin pesawat Rolls Royce yang benilai ratusan juta Dollar. Delegasi menteri dan usahawan Inggris yang berada di India bersama Cameron merupakan yang terbesar sejak beberapa tahun terakhir.

Pernyataan Yang Mengesampingkan Pakistan

Saat ini ekonomi India dinilai sebagai salah satu motor perkembangan perekonomian dunia dan peningkatan hubungan dagang kedua negara diharapkan memperbaiki situasi ekonomi Inggris. Namun Perdana Menteri Cameron, yang berusaha menyorot persamaan pandangan antara Inggris dan India, telah membuat marah mitranya yang lain, yakni Pakistan, negara yang merupakan saingan terbesar India.

Pada kunjungannya ke pusat IT di Bangalore, India Selatan hari Rabu (28/07), Cameron mengatakan, "Kami ingin melihat sebuah Pakistan yang kuat, stabil dan demokratis, tapi kami sama sekali tidak bisa mentolerir bahwa negara ini diperbolehkan bermain di dua sisi serta mempromosi ekspor terorisme, baik itu ke India, ke Afghanistan atau ke manapun juga di dunia."

Pakistan Menyesalkan Pernyataan Cameron

Pernyataan Cameron disambut oleh media India yang menjadikannya tema utama. Namun dalam sebuah surat terbuka ke harian Inggris, The Guardian, Komisaris Tinggi Pakistan di London menulis sinis, sebuah kunjungan bilateral yang bertujuan dagang seharusnya bisa dilakukan tanpa merusak peluang untuk membangun perdamaian regional.

Hubungan India dan Pakistan yang memang tegang semakin parah, setelah tahun 2008 Lashkar e-Taiba melakukan serangan bom di Mumbai. Ketika itu ratusan orang tewas dan India menuding Pakistan telah memberikan perlindungan terhadap pelaku teroris. Karenanya tak heran, bila ucapan Cameron dianggap membenarkan India. Apalagi ungkap Cameron, "Dan kami seperti Anda, bertekad agar kelompok-kelompok seperti Taliban, seperti jaringan Haqqani atau Lashkar e- Taiba tidak bisa meluncurkan serangan terhadap warga India dan Inggris, baik di India maupun di Inggris."

Korban Terorisme

Kementerian Luar Negeri Pakistan di Islamabad mengingatkan perdana menteri Inggris yang baru ini, bahwa Inggris pasti mengetahui bahwa jaringan militan terorisme tidak memiliki batasan negara. Juru bicara Kemlu Abdul Basit mengatakan, bahwa Pakistan merupakan korban terorisme sama seperti Afghanistan, India atau negara lain.

Sementara di London, Komisaris Tinggi Pakistan Wajid Shamsul Hasan menyampaikan rasa kecewa pemerintahannya. Disebutnya, Cameron telah memilih untuk melupakan peran besar Pakistan dalam memerangi terorisme, khususnya di Wajiristan Selatan dan lembah Swat. Sudah banyak warga Pakistan yang menjadi korban aksi-aksi Taliban dan Al Qaeda.

Pernyataan Cameron disampaikan beberapa hari setelah bocornya sejumlah dokumen rahasia Amerika Serikat yang mencatat dugaan hubungan dinas rahasia Pakistan dan Taliban di Afghanistan.

rtr/dpa/afp/Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk