1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Irak Mundur

15 Agustus 2014

Guna mengakhiri kebuntuan politik di Irak, Perdana Menteri Nouri al Maliki bersedia mengundurkan diri. Keputusan ini membuka jalan bagi koalisi baru untuk meredam pemberontakan Sunni yang mengancam Baghdad.

https://p.dw.com/p/1CvAQ
Foto: Reuters

Di samping Haider al-Abadi penggantinya, Nouri al Maliki berpidato di televisi tentang ancaman serius dari militan Sunni yang mengambil alih daerah yang luas di utara Irak: "Saya mengumumkan ini, untuk memudahkan pergerakan proses politik dan pembentukan pemerintah baru. Saya mendukung pencalonan saudara Haider al-Abadi," tandas Maliki.

Sebelumnya PBB menyatakan keadaan darurat di Irak karena munculnya krisis kemanusiaan akibat gerakan militan di utara.

Keputusan Maliki kemungkinan untuk menyenangkan minoritas Sunni, yang mendominasi Irak selama berada di bawah pemerintahan tangan besi Saddam Hussein. Maliki relatif tidak dikenal ketika ia masuk ke puncak kekuasaan pada tahun 2006 dengan dukungan Amerika Serikat.

Tanpa kekerasan

Sebelumnya, Maliki telah menolak tekanan Sunni dan Kurdi. Dia bersikeras untuk membentuk pemerintahan baru berdasarkan hasil pemilihan parlemen akhir April.

Namun dalam beberapa hari terakhir, dia mengatakan pada komandan militer untuk berada di luar politik: "Dari awal saya mengesampingkan pilihan untuk menggunakan kekuatan tersebut, karena saya tidak percaya pada tindakan semacam itu, yang tanpa diragukan lagi akan mengembalikan Irak ke masa kediktatoran, penindasan dan tirani, kecuali untuk menghadapi terorisme dan teroris dan orang-orang yang melanggar kehendak serta kepentingan rakyat," papar Maliki.

Pujian dari AS

Penasehat Keamanan Nasional AS Susan Rice memuji keputusan Maliki untuk mendukung Abadi. "Ini mendorong perkembangan yang kami harapkan dapat membangun jalur baru bagi Irak dan menyatukan orang-orang terhadap ancaman disajikan oleh Islamic State,” demikian dikatakannya dalam sebuah pernyataan.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan keputusan Maliki merupakan hal "penting dan terhormat". Ia menambahkan, "Amerika Serikat siap untuk bermitra dengan pemerintahan baru dan pemerintah untuk melawan ancaman Islamic State.“

Abadi dipandang sebagai Syiah moderat yang akan memberikan kesempatan layak dalam meningkatkan hubungan Syiah dengan Sunni.

ap/ml (afp/rtr/dpa/ap)