1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Irak Umumkan Kemenangan di Mosul

11 Juli 2017

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi hari Senin (10/7) menyatakan kemenangan di Mosul dan mengumumkan bahwa pasukan pemerintah telah mengakhiri penguasaan ISIS di Irak.

https://p.dw.com/p/2gK04
Irak, Der irakische Premierminister Haider al-Abadi hält eine irakische Flagge, als er den Sieg über den islamischen Staat in Mosul verkündet
Foto: Reuters

Berdiri di tengah anggota pasukan keamanan, Abadi memuji perebutan kota Mosul yang direbut ISIS tiga tahun lalu sebagai momen kunci dalam perang melawan kelompok teror itu.

"Kemenangan kita hari ini adalah kemenangan atas kegelapan, kemenangan atas brutalitas dan terorisme, dan saya mengumumkan di sini ... kepada seluruh dunia saat ini, akhir dan kegagalan dan runtuhnya negara mitos teroris Daesh," kata Abadi dalam pidato di televisi dari kota Mosul, menggunakan nama bahasa Arab untuk ISIS.

"Operasi ini dilakukan dengan perencanaan dan keberhasilan Irak," kata Abadi, sambil mengucapkan terima kasih kepada "semua negara yang berdiri bersama Irak dalam perang melawan terorisme."

Der irakische Ministerpräsident Haider al-Abadi
PM Irak Haider al-Abadi di markas militer Mosul, 9 Juli 2017Foto: Reuters

Puluhan anggota pasukan keamanan bersorak-sorai setelah pidato itu, sambil menari dan melambai-lambaikan bendera dan senjatanya. Koalisi pimpinan AS yang mendukung serangan ke Mosul memuji kemenangan tersebut, namun memperingatkan bahwa hal itu tidak menandai berakhirnya perang melawan para jihadis.

"Kemenangan ini sendiri tidak menghilangkan (ISIS) dan masih ada pertarungan yang sulit di masa depan. Tapi hilangnya salah satu ibu kota kembarnya dan pusat kekhalifahan mereka adalah pukulan yang menentukan," kata Letnan Jenderal Stephen Townsend, Komandan operasi internasional anti-ISIS.

"Kini saatnya semua warga Irak bersatu untuk memastikan (ISIS) dikalahkan di seluruh Irak," kata Townsend.

Irak Mossul Rückeroberung Jubel Soldaten
Pasukan Irak merayakan perebutan kembali kota Mosul dari para jihadis ISIS, 9 Juli 2017Foto: Reuters/A. A-Marjani

Presiden AS Donald Trump juga memuji kemenangan tersebut, dengan mengatakan bahwa ini adalah sinyal bahwa "hari-hari" ISIS di Irak dan Suriah dihitung ".

Tapi membangun kembali kota Mosul yang hancur dan membantu warga sipil akan menjadi tugas yang sangat besar, dan organisasi-organisasi bantuan memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan Irak masih jauh dari selesai.

PM Irak Abadi mengatakan bahwa sambil terus mengatasi ISIS, Irak memiliki tantangan lain termasuk "misi stabilisasi dan misi pembangunan".

Pasukan Irak hari Senin (10/7) masih berjuang untuk merebut kantong terakhir perlawanan ISIS di Mosul, dengan pejuang jihad terkepung di Kota Tua Mosul.

Prajurit bersenjata dengan senapan mesin dan penembak jitu melepaskan tembakan dari atas bangunan yang rusak di Kota Tua, dan serangan udara menyebabkan asap mengepul di atas pusat bersejarah Mosul. Pasukan Irak melancarkan serangan mereka pada bulan Oktober lalu untuk merebut kembali Mosul, yang direbut ISIS pertengahan tahun 2014.

Organisasi hak asasi Amnesty International hari Selasa (11/7) meminta sebuah komisi untuk menyelidiki kejahatan terhadap warga sipil di Mosul oleh semua pihak dalam pertempuran membebaskan kota itu dari para jihadis.

"Kengerian yang telah disaksikan oleh warga Mosul dan pengabaian terhadap kehidupan manusia oleh semua pihak dalam konflik ini tidak boleh tanpa hukuman," kata Lynn Maalouf, direktur riset Timur Tengah di Amnesty International.

Badan pengungsi PBB mengatakan, mungkin perlu waktu berbulan-bulan sebelum warga sipil dapat kembali ke rumah mereka.

hp/vlz (afp, rtr, dpa)