1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Kan Penuhi Janji Undurkan Diri

26 Agustus 2011

Manajemen krisis Naoto Kan dalam mengatasi bencana gempa bumi, tsunami dan bencana atom Jepang dinilai buruk. Dan kini Jepang sedang mencari perdana menteri baru, pengganti Naoto Kan.

https://p.dw.com/p/12O97
Naoto KanFoto: dapd

Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengundurkan diri. Secara politis Kan sudah lama terpukul. Pagi hari tanggal 11 Maret, sebelum bencana melanda Jepang, Kan hampir terguling sehubungan skandal dana sumbangan partai. Dan bencana gempa bumi, tsunami dan bencana reaktor atom Fukushima, juga menerpa kepemimpinan Kan.

Upaya bantuan untuk korban bencana gempa dan tsunami tersendat-sendat, juga kepemimpinan kuat dalam menyikapi kerusakan reaktor atom Fukushima tidak ditemukan pada Kan. Di sisi lain sayap oposisi dalam partainya sendiri mempersulit Naoto Kan melakukan manajemen krisis yang efektif.

Rencana Pengunduran Diri

Dan justru dari jajaran partainya sendiri DPJ yang terutama menginginkan kemunduran ketua partainya itu. Naoto Kan hanya berhasil lolos mosi tidak percaya tiga bulan lalu karena ia berjanji segera mengundurkan diri.

"Apa yang saya inginkan adalah menyelesaikan tugas-tugas yang terkait dengan gempa bumi. Jika saya sudah memenuhi tanggungjawab saya, maka saya akan memberikan tongkat ini kepada wakil generasi yang lebih muda."

Kala itu, tanggal 2 Juni, Naoto Kan menyampaikan janji akan mengundurkan diri, jika tiga rencana undang-undang disahkan. Yakni anggaran istimewa untuk pembangunan kembali akibat bencana, undang-undang untuk pembiayaan anggaran khusus mengenai penerbitan obligasi baru negara serta undang-undang untuk mendorong energi terbarukan.

Undang-undang pertama sudah disahkan Juli lalu, dan hari Jumat (26/08) parlemen Jepang akhirnya juga mensahkan dua undang-undang lainnya. Dengan demikian membuka pintu untuk mundur bagi perdana menteri Jepang itu.

Tipe Politisi yang Lain daripada yang Lain

Naoto Kan memiliki tipe berbeda dibanding politisi Jepang lainnya yang berlatar belakang politik atau ekonomi. Ia kuliah hukum dan fisika, meniti karir politik sebagai aktivis mahasiswa tahun 1960/70-an. Ia kemudian aktif dalam partai lingkungan yang kecil, sebelum tahun 1996 menjabat menteri kesehatan.

Kan ingin mengubah Jepang dan terutama setelah bencana Fukushima, termasuk perubahan di bidang energi. Tapi siapa yang ingin mengubah Jepang secara mendasar, perlu kekuatan luar biasa atau mitra yang kuat. Keduanya tidak dimiliki Kan. Meskipun memperoleh simpati di kalangan masyarakat, tapi ia kurang disenangi di lingkungan politik.

Naoto Kan menepati janjinya dan mengatakan, "Hari ini (26/08) semua undang-undang penting sudah disahkan. Dengan demikian saya menyatakan, sesuai janji saya sebelumnya, mengundurkan diri sebagai ketua partai."

Sampai penggantinya terpilih, Naoto Kan masih tetap memimpin pemerintahan. Sedikitnya lima kandidat akan mengajukan lamaran untuk menggantikan Kan. Selain Menteri Industri Kaida, Menteri Keuangan Noda dan Menteri Pertanian Kano, mantan Menteri Luar Negeri Maehara juga berminat untuk jabatan perdana menteri.

Kemungkinan besar, Selasa (30/08), parlemen di Tokyo sudah akan memilih perdana menteri baru Jepang.

Dyan Kostermans/DW/AFP

Editor: Hendra Pasuhuk