1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Thailand Hendak Akhiri Protes

16 Mei 2010

Thailand menuju perang saudara. Pertempuran di jalan-jalan ibukota Bangkok terus berlangsung. Jumlah korban meningkat. Pemerintah pertimbangkan penetapan larangan keluar di Bangkok.

https://p.dw.com/p/NPHh
Blokade jalan yang didirikan tentara di dekat Lapangan Lumpini di pusat ibukota Bangkok (14/05)Foto: AP

Walaupun hujan mengguyur, di ibukota Thailand, Bangkok, ban-ban mobil yang terbakar masih tampak di blokade-blokade jalan. Suara tembakan dan ledakan kerap terdengar. Akhir bentrokan berdarah antara aparat keamanan dan penentang pemerintah belum tampak.

Abhisit Vejjajiva
PM Abhisit VejjajivaFoto: picture alliance / dpa

PM Abhisit Vejjajiva mengatakan dalam pidato di televisi hari Minggu (16/05), pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengakhiri aksi protes. Penugasan militer adalah alternatif satu-satunya. Ia menjelaskan, pemerintah harus melanjutkan langkah tu, dan tidak dapat berhenti sekarang, karena itu dilakukan untuk kepentingan negara. "Supaya Thailand dapat kembali ke normalitas dan kembali ke negara, di mana hukum dan undang-undang berlaku," demikian ditambahkan Vejjajiva.

Di Jurang Anarki

Thailand berada di jurang anarki, demikian ditulis koran Bangkok Post di halaman depan edisi Minggu. Sudah berhari-hari, di sejumlah lokasi di sekitar pusat kota terjadi pertempuran. Demonstran menggunakan bom molotov, batu dan roket yang dirakit sendiri sebagai senjata untuk melawan tentara. Sementara aparat keamanan menembakkan peluru sungguhan ke arah demonstran.

Thailand Unruhen in Bangkok
Demonstran menembakkan roket buatan sendiri ke arah tentara Thailand (16/05)Foto: AP

Sedikitnya 24 orang tewas dalam bentrokan selama ini, dan sekitar 200 luka-luka, di antaranya empat wartawan. Militer menutup semua jalan menuju daerah yang diduduki Baju Merah dengan kawat berduri. Di blokade jalan juga ditempatkan peringatan "Di sini ditembakkan peluru tajam“.

Pemerintah Tekan Demonstran

Diperkirakan sekitar 8.000 penentang pemerintah masih berada di daerah yang ditutup. Pemerintah menghentikan aliran listrik dan air, dan tidak mengijinkan lagi masuknya pasokan pangan. PM Vejjajiva mengatakan, dengan cara itu pemerintah berusaha meningkatkan tekanan terhadap demonstran, agar segera menghentikan aksi protes.

"Kami berusaha untuk memperkecil daerah yang dikuasai demonstran, supaya dapat melindungi dengan lebih baik penduduk di daerah itu." Ia menambahkan, jika demonstran berhenti melancarkan aksinya, jatuhnya korban berikutnya dapat dicegah. Namun Baju Merah bertekad untuk melanjutkan perlawanannya.

No Flash Thailand Unruhen in Bangkok
Seorang tentara menjaga pos penjagaan di dekat pusat ibukota Bangkok (16/05)Foto: AP

Sekarang pemerintah mempertimbangkan untuk menetapkan larangan keluar di Bangkok. Jika ditetapkan, langkah ini akan meruncingkan keadaan darurat, yang telah berlaku di ibukota sejak beberapa waktu, dan mulai beberapa hari lalu juga hampir di 20 provinsi.

Bernd Musch-Borowska / Marjory Linardy

Editor: Edith Koesoemawiria