1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

ISIS Klaim Penembakan Paris

21 April 2017

Identitas pelaku serangan di Paris telah diketahui polisi. Ia selama ini dalam radar pengawasan polisi anti teror. Kini polisi buru tersangka kedua. ISIS mengklaim berada di balik serangan jelang pemilu Perancis tersebut

https://p.dw.com/p/2beqR
Frankreich Paris nach Schießerei auf Champs-Elysées
Foto: Imago/Zuma Press/A. Freindorf

Seorang tersangka aksi teror menembak mati seorang polisi Prancis dan melukai dua orang lainnya hari Kamis (20/04) di Champs Elysees, Paris, dalam sebuah serangan yang diklaim ISIS. Serangan dilakukan beberapa hari sebelum pemilihan presiden. Telah sekian lama, para pengamat mencemaskan terjadinya pertumpahan darah menjelang pemungutan suara hari Minggu (14/04) di Prancis menyusul serangkaian aksi terorisme di negara itu sejak tahun 2015.

Pelaku serangan  melepaskan tembakan dengan senjata otomatis ke sebuah van polisi di jalan yang populer di dunia tersebut, sekitar pukul 21.00 waktu stempat. Para wisatawan yang berada di sekitar area itu berusaha menyelamatkan diri. 

Setelah membunuh perwira tersebut dan melukai rekan-rekannya, pria bersenjata tersebut ditembak mati, saat mencoba melarikan diri, ujar sumber polisi kepada AFP.

Polisi bersiaga jelang pemilu
Polisi bersiaga jelang pemiluFoto: Getty Images/A. Meunier

Sebuah pernyataan dari ISIS yang diterbitkan oleh kantor berita  Amaq, menyatakan bahwa penyerang tersebut adalah "salah satu pejuang ISIS".

Polisi berhasil identifikasi pelaku

Pembunuh tersebut berhasil diidentifikasi sebagai pria warga Perancis berusia 39 tahun. Penggerebekan pernah dilakukan aparat kepolisian di kediamannya, yang terletak di daerah pinggiran timur Paris.

Dia ditangkap polisi pada bulan Februari lalu karena dicurigai berencana untuk membunuh perwira polisi. Namun ia dibebaskan karena kurangnya bukti. Dia juga telah divonis pada tahun 2005 atas tiga tuduhan percobaan pembunuhan, dengan dua kasus di antaranya melawan petugas polisi, demikian diungkapkan beberapa sumber.

Hari Minggu (23/04) merupakan hari pemungutan suara putaran pertama di Perancis. Namun sehubungan dengan insiden ini, pemimpin sayap kanan Marine Le Pen, pesaing utamanya Emmanuel Macron, dan kandidat dari kubu konservatif Francois Fillon membatalkan kampanye yang direncanakan berlangsung pada hari Jumat (21/04).

Presiden Prancis Francois Hollande berjanji meningkatkan "kewaspadaan mutlak, terutama berkenaan dengan proses pemilihan" dan memberikan penghormatan kepada polisi. Hollande, yang mengatakan bahwa dia yakin penembakan tersebut adalah "tindakan teroris", membatalkan perjalanan ke Bretagne dan akan memimpin sebuah rapat kabinet keamanan pada hari Jumat (21/04).

Perancis darurat keamanan

Champs Elysees merupakan salah satu tujuan utama wisata yang terletak di jantung kota Paris. Kawasan itu dikelilingi sejumlah toko-toko dan restoran. Setelah terjadi penembakan, kawasan sibuk itupun segera diblokir oleh polisi yang juga menutup stasiun kereta bawah tanah terdekat.

Seorang juru bicara kementerian dalam negeri Perancis memberi penghormatan kepada  polisi yang bergerak cepat di tempat kejadian perkara dan berhasil membunuh pria bersenjata tersebut serta mencegah pertumpahan darah lebih lanjut. Seorang turis asing mengalami luka di lututnya akibat pecahan peluru saat terjadinya penembakan tersebut.

Kementerian dalam negeri menduga ada lebih dari satu orang pelaku serangan. Polisi kini mengejar tersangka kedua dalam serangan itu, yang diduga bekewarganegaraan Belgia. 

Perancis dalam keadaan darurat dan pada tingkat kewaspadaan tertinggi, setelah terjadinya serangan-serangan yang menewaskan lebih dari 230 orang dalam beberapa tahun terakhir.

ap/ml (rtr/afp/ap)