1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Polisi Buru Tersangka Teror Bom Uganda

13 Juli 2010

Meski ditemukan rompi bom bunuh diri di lokasi ketiga yang disinyalir target berikutnya serangan teror di Uganda, organisasi islamis radikal Somalia al – Shabaab menyatakan ledakan itu bukan aksi bom bunuh diri.

https://p.dw.com/p/OHy3
Seorang warga Amerika Serikat yang turut menjadi korbanFoto: picture-alliance/dpa

Pasukan keamanan Uganda menahan beberapa orang yang diduga terkait dengan ledakan bom di Kampala. Dilaporkan salah satu tersangka ditangkap di kompleks perbelanjaan di pusat kota Kampala. Organisasi Islamis radikal Somalia al–Shabaab mengaku bertanggungjawab atas ledakan bom yang menewaskan puluhan orang tersebut. Namun membantah bahwa ledakan dilakukan pembom bunuh diri. Padahal polisi dilaporkan menemukan rompi bom bunuh diri di sebuah klub malam yang diduga hampir menjadi target ledakan bom berikutnya.

76 Tewas, 80 Cidera

Dua bom meledak pada Minggu malam, di dua lokasi, yaitu di sebuah restauran dan klub rugby. Ledakan terjadi saat para fans sepak bola beramai-ramai menyaksikan pertandingan final antara Spanyol melawan Belanda. Beberapa korban merupakan warga negara asing. Diantaranya seorang warga AS berusia 18 tahun: mengisahkan: „Kami sedang makan di restauran Etiopia sambil menonton final Piala Dunia. Kemudian terjadi ledakan. Saya hanya dapat mengingat-ingat, bagaimana saya bisa bangun lagi. Lalu datanglah polisi dan membawa saya ke rumah sakit.“

Karte Uganda mit der Hauptstadt Kampala Deutsch
UgandaFoto: DW

Al - Shabaab, Kelompok Islamis Radikal Somalia

Organisasi Islamis radikal Somalia al–Shabaab selama ini memerangi pemerintah sementara Somalia dan pasukan perdamaian Uni Afrika yang ditugaskan di negara yang dililit kemelut tersebut. Jumlah anggota pasukan perdamaian yang tergabung dalam misi yang dinamakan Amisom itu mencapai sekitar 6000 orang. Sebagian besar merupakan tentara yang didatangkan dari Uganda. Mereka bertugas melindungi pemerintahan sementara Somalia yang rapuh, dengan menjaga lokasi-lokasi penting di Mogadishu.

Tak urung, setelah ledakan terjadi di Kampala, organisasi garis keras Somalia itu mengancam akan melakukan lebih banyak serangan, apabila pemerintah Uganda dan Burundi tak juga menarik pasukan mereka dari Somalia. Organisasi al- Shabaab di waktu lalu telah mengancam untuk menyerang negara-negara yang mendukung pemerintahan sementara Somalia.

Penarikan Pasukan Dikumandangkan

Setelah pemboman tersebut, kubu oposisi Uganda menuntut agar pemerintah menarik tentaranya dari negara tetangga Somalia. Uganda sendiri mempunyai masalah dengan pemberontak di dalam negeri dan tahun depan akan menyelenggarakan pemilu. Namun di sisi lain, Yusuf Kiranda dari Yayasan Konrad Adenauer Stiftung di Kampala memperingatkan agar Uganda tak terburu-buru dalam mengambil keputusan sebagai reaksi: „Saya berharap serangan mengerikan ini tidak menjadikan alasan bagi Uganda untuk menarik pasukannya dari Somalia. Sebagai warga Uganda, saya merasa misi ini sangat penting untuk mewujudkan perdamaian di benua Afrika.“

Kecaman dari Mancanegara

Serangan teror di Kampala juga mengundang reaksi manca negara: Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengutuk serangan tersebut.

Ayu Purwaningsih/dpa/rtr/afp/ap

Editor: Edith Koesoemawiria