1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Polisi Sigap Hadapi Teroris

Andibachtiar Yusuf1 Februari 2016

Kesigapan aparat kepolisian hancurkan serangan teroris di Jakarta patut diacungi jempol. Aksi tembak mati teroris untuk lindungi sandera patut dipuji. Rakyat tidak takut serangan teror. Blog Andibachtiar Yusuf.

https://p.dw.com/p/1Hmk7
Indonesien Bombenanschläge in Jakarta
Foto: Getty Images/AFP/B. Ismoyo

“Para pedagang itu tidak takut dengan teroris, mereka hanya takut pada Tibum!”. Demikian ujar seorang penyiar radio sore itu, beberapa hari setelah kejadian menghebohkan di seputar pusat perbelanjaan Sarinah pada 14 Januari 2016 silam. Dunia tersentak saat mendadak di pusat kota Jakarta, sekelompok orang meletuskan bom kelas ringan di beberapa titik.

Tentu titik ledak pertama di pos polisi Sarinah adalah yang paling menghebohkan. Visual 2 orang korban yang tergeletak berdarah-darah di pinggir jalan, jelas adalah pemandangan mengerikan. Televisi nasional sudah tentu menyiarkan langsung adegan dramatis itu dan mungkin saja televisi internasional ikut menayangkan.

Indonesien Bombenanschläge in Jakarta
Cepat datang ke lokasi serangan, kebanyakan tanpa rompi anti peluru, pistol tetap di pinggang dan bunuh pelaku teror.Foto: Getty Images/AFP/B. Ismoyo

Bom kedua tak kalah menggetarkan, saat meletus di sisi kendaraan tepat di depan sebuah gerai kopi Amerika. Walau letusan tidak mematikan kedua orang yang membawanya. Apalagi menghancurkan kendaraan terdekat. Siang itu juga secara paralel, saya mendapatkan banyak ucapan kekhawatiran dari banyak teman di mancanegara. Yang paling khawatir tentu saja mereka yang berada di Eropa atau barat sana. Bisa jadi mereka masih trauma dengan kejadian di Perancis dan menyusul ancaman demi ancaman yang merebak di seantero Eropa saat itu.

Kita tentu masih ingat, bagaimana pertandingan ujicoba Sepakbola Jerman vs Belanda yang akan digelar di Hannover Jerman terpaksa dibatalkan, akibat kekhawatiran akan ancaman serangan teroris. Kejadian tersebut tentu merujuk pada situasi terkini beberap hari sebelumnya di Paris, saat aksi mematikan teroris menewaskan cukup banyak orang tak bersalah.

Bangsa yang percaya diri dan pemberani

Rasa khawatir warga internasional yang lalu direspon cepat oleh para netizen Indonesia yang umumnya tidak berada di lokasi kejadian dengan hashtag #kamitidaktakut. Sebuah ungkapan yang sungguh percaya diri dari bangsa saya tercinta yang memang jelas terbukti memiliki kesatuan keamanan yang luar biasa.

Pihak kepolisian teramat sigap mengamankan situasi di lokasi kejadian. Sekaligus mampu mengubah kebiasaan skenario para teroris yang selalu menghasilkan jumlah korban jauh lebih banyak ketimbang korban para teroris itu sendiri. Apalagi di Jakarta, para teroris tewas lebih banyak daripada korban serangan mereka.

Indonesien Nach den Bombenanschlägen in Jakarta
Rakyat berdukacita atas jatuhnya korban jiwa, tapi mereka tidak takut.Foto: picture-alliance/AP Photo/D. Alangkara

Aksi teroris di Jakarta itu memang tidak mampu membuat bangsa Indonesia yang sungguh pemberani itu takut !. Lihat saja ratusan orang berdiri tanpa perlindungan menyaksikan kejadian ini langsung dan bahkan berebut mengabadikannya lewat kamera-kamera di smartphone mereka. Tak peduli sekitar 5-10 meter di depan mereka pasukan khusus kepolisian sedang menyembunyikan diri dibalik kendaraan properti Departemen Kepolisian agar tidak tertembak oleh para teroris jahat dan kejam itu.

Siang itu saya mengikuti dengan seksama kejadian demi kejadian di siang yang naas bagi beberapa nyawa itu, sembari menemani ibu saya yang sedang bersiap untuk dioperasi tulang panggulnya di sebuah rumah sakit yang terletak tak jauh dari lokasi kejadian. Lalu demi menunjukkan rasa tidak takut, saya juga datang ke lokasi kejadian untuk segera mengacungkan keempat jempol saya ke udara demi memuji aksi-aksi heroik yang saya lihat dengan mata kepala sendiri.

Polisi hebat dan gagah berani

Kemampuan tiada dua yang patut diacungi jempol, adalah saat mengevakuasi sebuah mal penuh dengan sandera sementara para teroris bersenjata bersembunyi di dalam sana. Sempat terngiang di kepala adegan film The Negotiator (1998, F Gary Gray) tentang sulitnya mengeluarkan sandera saat pelaku berada dalam situasi menguasai lokasi dengan senjatanya.

Indonesien Andibachtiar Yusuf
Andibachtiar YusufFoto: Andibachtiar Yusuf

Pihak kemananan juga sangat berani untuk melindungi kami para penonton ini dengan sigap. Sebagian dari mereka bahkan mengabaikan keselamatan diri mereka dengan tidak sempat lagi memakai rompi anti peluru. Bukti bagaimana para aparat ingin sesegera mungkinnya berupaya melindung masyarakat.

Saya tak lama di lokasi, karena ibu saya dan keluarga menanti di rumah sakit. Yang pasti saya terus memonitor kejadian lewat siaran radio yang berstudio tepat di gedung yang siang itu dimasuki oleh para teroris bersenjata. Jelas saya tidak kaget pada keberanian penyiar-penyiar radio yang berdedikasi tetap siaran walau lantai dasar sedang diduduki teroris bersenjata. Para penyiar dan pegawai radio tersebut tentu merasa aman dan tak perlu lagi takut—sama seperti saya—karena kami memiliki kesatuan kepolisian yang sungguh luar biasa berani.

Karena keberanian merekalah, kami memujinya dan termasuk memuji gaya berpakaian mereka yang sungguh dandy dan membumi itu. Sigap melindungi rakyat jelata tanpa peduli sepatu mahal yang dipakai bisa saja terkoyak jika salah melangkah.

Andibachtiar Yusuf, Filmmaker & Traveller

@andibachtiar