1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Polisi Larang Demo Rohingya di Borobudur

5 September 2017

Kepolisian Indonesia menolak memberi izin aksi demonstrasi umat Muslim di candi Borobudur. Sebagai gantinya penggagas aksi protes akan mengalihkan lokasi demonstrasi ke sebuah mesjid di dekat situs bersejarah tersebut.

https://p.dw.com/p/2jML3
„A Brit and a Broad“ - Reisebericht
Foto: A Brit and a Broad

Kepolisian Indonesia menolak memberi izin aksi demonstrasi di Borobudur yang sedianya akan digelar sejumlah organisasi kemasyarakatan Islam untuk menyuarakan dukungan terhadap etnis Rohingya. "Saya sudah memerintahkan kapolda untuk menolak acara itu," kata Kapolri Jendral Tito Karnavian. "Ini adalah situs vital di mana ada banyak wisatawan internasional," imbuhnya.

Sikap kepolisian dianggap sudah sesuai aturan yang melarang aksi unjuk rasa di rumah ibadah.

Sebelumnya lebih dari 30 organisasi berniat menggelar demonstrasi yang disebut Aksi Bela Muslim Rohingya dalam bentuk Gerakan Sejuta Umat Muslim Mengepung Candi Borobudur pada 8 September 2017. Termasuk penggagas acara adalah Front Pembela Islam, Forum Aliansi Umat Islam Bersatu dan Front Jihad Islam.

"Pada prinsipnya untuk di beberapa tempat tertentu kan tidak dibolehkan seperti misalnya Rumah sakit, tempat pendidikan, kemudian situs seperti juga situs purbakala," kata Jurubicara Kepolisian, Martinus Sitompul kepada Okezone.

Kapolri Tito menegaskan, aksi demonstrasi tidak membantu menyelesaikan masalah Rohingya. Menurutnya pemerintah sudah turun tangan mengirimkan delegasi untuk menjamin akses bantuan kemanusiaan buat pengungsi Rohingya dari Indonesia. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun sudah ditugaskan buat menengahi konflik berdarah tersebut.

"Ini adalah isu antara kekuatan pemerintah dan kelompok etnis yang diyakini menyerang pemerintah," ujarnya.

Sebagai gantinya kini penggagas aksi demo mengalihkan lokasi ke sebuah mesjid yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari candi Borobudur.

rzn/yf (dpa,antara,okezone)