1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Populasi Dunia Bergerak Ekstrim

15 Juni 2013

PBB mencatat perkembangan ekstrim populasi dunia: negara kaya dengan anak sedikit dan penduduk semakin menua di satu sisi, dan negara miskin dengan pertumbuhan penduduk meroket di sisi lain.

https://p.dw.com/p/18pJU
Foto: picture-alliance/dpa

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa populasi penduduk dunia akan bertambah dari 7,2 milyar jiwa saat ini menjadi 8,1 milyar pada 2025, dengan pertumbuhan paling besar ada di Negara berkembang dan lebih dari setengahnya di Afrika. Pada 2050, jumlah itu akan menjadi 9,6 milyar.

Populasi India diperkirakan bakal melampaui Cina pada sekitar tahun 2028 ketika kedua Negara akan mempunyai populasi sekitar 1,45 milyar, demikian menurut laporan “Prospek Populasi Dunia.”

Laporan itu menemukan bahwa tingkat kelahiran dunia sedang mengalami penurunan cepat, meski hampir tidak cukup cepat untuk menghindari lompatan populasi signifikan selama beberapa dekade ke depan.

Badan dunia itu merevisi laporan mereka dua tahun lalu dengan menaikkan perkiraan populasi dunia, terutama terkait tingkat kelahiran di negara-negara yang tercatat mempunyai jumlah anak paling banyak per perempuan.

Dua Kecenderungan Ekstrim

John Wilmoth, direktur Divisi Populasi di kantor PBB untuk Departemen Ekonomi dan Urusan Sosial, mengatakan kenaikan perkiraan populasi akan menimbulkan tantangan meski bukan berarti juga sebuah peringatan. Sebaliknya kata dia, kecemasan itu terkait adanya kecenderungan dua kutub ekstrim: Negara-negara miskin, yang populasinya tumbuh terlalu cepat, dan Negara sejahtera yang populasinya semakin menurun dan bertambah tua.

“Dunia punya pengalaman luar biasa dalam berurusan dengan pertumbuhan populasi yang cepat,” kata Wilmoth. ”Populasi dunia bertambah dua kali lipat antara 1960 dan 2000, kurang lebih. Pasokan makanan dunia naik lebih dua kali lipat pada periode yang sama.”

"Masalahnya lebih dari satu ekstrim,” tambah dia. ”Cerita utamanya adalah bagaimana menghindari ekstrim, baik dalam pertumbuhan cepat akibat tingginya tingkat kelahiran, atau bertambahnya populasi orang tua dan potensi penurunan jumlah penduduk akibat tingkat kelahiran yang sangat rendah.”

Diantara Negara-negara dengan pertumbuhan paling cepat adalah Nigeria, yang populasinya diperkirakan bakal melewati Amerika sebelum pertengahan abad ini dan bisa menyaingi Cina sebagai Negara berpenduduk terbanyak dunia.

Pada 2050, populasi Nigeria diperkirakan mencapai lebih dari 440 juta jiwa, dibandingkan dengan 200 juta jiwa penduduk Amerika. Negara Afrika kaya minyak itu diperkirakan populasinya bakal mendekati 914 juta jiwa pada 2100.

Laporan itu menemukan bahwa sebagian besar Negara dengan tingkat kelahiran sangat tinggi -- lebih dari 5 anak per perempuan – ada dalam daftar PBB sebagai negara-negara yang kurang berkembang. Sebagian besar di Afrika, meski juga ada Afghanistan dan Timor Leste di sana.

Indonesia Turun Tipis

Tapi rata-rata jumlah anak per perempuan mengalamai penurunan tipis di sejumlah negara besar, termasuk Cina, India, Indonesia, Iran, Brazil dan Afrika Selatan, yang mengarah ke pengurangan tingkat pertumbuhan populasi di banyak negara berkembang.

Sebaliknya, banyak negara di Eropa dan Asia timur yang mempunyai tingkat kelahiran sangat rendah.

“Hasilnya, populasi ini bertambah tua dengan cepat dan menghadapi tantangan dalam penyediaan perawatan dan dukungan bagi bertumbuhnya jumlah penduduk tua,“ kata Wilmoth.

ab/hp (ap,dpa,afp)