1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

290811 Westerwelles Stuhl wackelt

30 Agustus 2011

Akibat pernyataanya mengenai perekmbangan di Libya, beberapa hari terakhir Westerwelle berada di bawah tekanan. Walaupun ia telah mengubah pernyataannya, akan tetapi debat mengenainya masih akan terus berlangsung.

https://p.dw.com/p/12Pk7
Menteri Luar Negeri Jerman Guido westerwelleFoto: dapd

Konferensi pers dibatalkan, demikian disampaikan Partai Demokrat Liberal FDP, hari Senin (29/08) di Berlin. FDP tidak bersedia memberikan pernyataan lebih lanjut sehubungan dengan diskusi seputar Guido Westerwelle. Ini merupakan alasan pembatalan konferensi pers mingguan FDP dengan media ibu kota Jerman.

Sementara Kanselir Jerman Angela Merkel, lewat juru bicaranya Steffen Seibert, hanya mengeluarkan pernyataan singkat, bahwa ia tidak merasa khawatir dengan masa depan menteri luar negerinya. "Kanselir Jerman bekerja sama dengan menteri luar negerinya dengan penuh kepercayaan."

Pada bulan Mei lalu, Guido Westerwelle melepas posisinya sebagai ketua partai FDP. Dan kini jabatannya sebagai menteri luar negeri juga tengah mendapat guncangan, akibat pernyataannya mengenai situasi di Libya.

Ketika kemenangan hampir dicapai pihak pemberontak Libya, Westerwelle menyatakan, kekuatan Gaddafi melemah terutama karena sanksi yang didukung oleh Jerman. Sementara misi Pakta Pertahanan Atlantik Utara NATO di Libya tidak disinggung Westerwelle.

Hari Minggu (28/08) dalam interview dengan surat kabar Jerman Welt am Sonntag, Westerwelle meralat pernyataannya dengan mengatakan, "Kami merasa gembira, bahwa keberhasilan untuk menggulingkan rezim Gaddafi juga didukung oleh aksi militer."

Hari Senin (29/08), Westerwelle menambahkan pujiannya pada aksi militer di Libya, terutama upaya yang dilakukan Perancis. "Terutama karena peluang dan risiko diukur berbeda, penghormatan patut diberikan pada Perancis dan sekutu kami dalam pelaksanaan Resolusi Dewan Keamanan tahun 1973."

Dengan pernyataannya tersebut, Westerwelle berharap dapat meredam kemarahan publik. Pemimpin fraksi FDP Rainer Brüderle mengatakan, "Guido Westerwelle, seperti yang lainnya juga mengakui bahwa misi NATO memiliki peran penting atas kemenangan pemberontak. Dan saya tidak meragukan, bahwa Guido Westerwelle akan terus melanjutkan pekerjaannya."

Di luar Partai FDP, debat mengenai Westerwelle masih terus berlangsung, terutama dalam partai-partai oposisi. "Kami memiliki menteri luar negeri yang memiliki citra kosong di luar negeri," dikatakan pimpinan Partai Hijau Claudia Roth. Claudia Roth juga menuntut pengunduran diri Westerwelle. Andrea Nahles sekretaris Jendral Parati Demokrat Sosial SPD mengatakan. "Karirnya sudah tamat. Ia tidak lagi memiliki otoritas."

Sementara Jerman tengah mendebatkan masa depan Guido Westerwelle, pemerintah Perancis dan Inggris mempersiapkan konferensi internasional mengenai bantuan bagi Libya.

Hari Kamis (01/09), wakil dari Dewan Transisi Nasional Libya dijadwalkan akan membeberkan rencana masa depan Libya dan memaparkan jenis bantuan internasional apa yang paling dibutuhkan. Dalam konferensi ini, Kanselir Jerman Angela Merkel akan turut pula ambil bagian.

Nina Werkhäuser/Yuniman Farid

Editor: Ayu Purwaningsih