1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Batalkan Budi Gunawan, Jokowi Usulkan Badrodin Haiti

Hendra Pasuhuk18 Februari 2015

Setelah ditunggu lama, Presiden Jokowi akhirnya membuat keputusan terkait kontroversi seputar Budi Gunawan. Jokowi membatalkan Budi Gunawan dan kini mengusulkan Badrodin Haiti jadi Kapolri.

https://p.dw.com/p/1EdgQ
Joko Widodo mit dem Vize-Präsident Jusuf Kalla PK in Jakarta
Foto: Reuters/Antara Foto/Y. Mahatma

Presiden Jokowi akhirnya memutuskan untuk tidak melantik Komisaris Jenderal Budi Gunawan menjadi Kepala Kepolisian RI (Kapolri). Pencalonan Budi Gunawan didukung oleh semua fraksi di DPR, kecuali fraksi Demokrat, namun mendapat penentangan luas di kalangan masyarakat.

Budi Gunawan disebut-sebut terkait dengan isu "rekening gendut", yang mengindikasikan adanya transaksi-transaksi tidak wajar di rekening banknya. Salah satu isu yang mencuat adalah kredit senilai Rp. 57 milyar untuk anaknya yang ketika itu masih berusia 19 tahun. Setelah namanya diumumkan sebagai Calon Kapolri, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka korupsi.

Protes warga makin meluas, ketika hakim Sarpin Rivaldi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menerima pengajuan praperadilan Budi Gunawan dan membatalkan statusnya sebagai tersangka KPK.

Budi Gunawan
Komisaris Jenderal Budi Gunawan yang batal jadi KapolriFoto: Getty Images/Afp/Robert

Dalam koferensi Pers di Istana Negara hari Rabu (18/02715), Presiden Jokowi mengusulkan Wakapolri Badrodin Haiti untuk menjadi Kapolri.

"Mengingat bahwa pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri telah menimbulkan perbedaan pendapat di masyarakat, maka untuk menciptakan ketenangan dan memperhatikan kebutuhan Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk segera dipimpin oleh Kapolri yang definitif, maka hari ini kami mengusulkan calon baru yaitu Komjen Badrodin Haiti," kata Jokowi di hadapan wartawan.

Bambang Widjojanto dan Abraham Samad Diberhentikan Sementara

Jokowi memberikan keterangan pers didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla. Setelah menyatakan pembatalan pencalonan Budi Gunawan, Presiden juga mengumumkan pemberhentian sementara Bambang Widjojanto dan Abaraham Samad dari jabatan Ketua KPK.

Jokowi mengatakan bahwa pemberhentian kedua pimpinan KPK itu terkait dengan masalah hukum yang sedang dihadapi masing-masing.

Presiden Joko Widodo kemudian menunjuk tiga orang sebagai pimpinan baru di KPK, yaitu mantan Ketua KPK Taufiqurrahman Ruki, akademisi Universitas Indonesia Indriyanto Seno Adji, dan Johan Budi Sapto Prabowo, yang sebelumnya dikenal publik sebagai Juru Bicara KPK.

Pertimbangan Memilih Badrodin Haiti

Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jokowi sekarang memilih Komisaris Jenderal Badrodin Haiti sebagai calon Kapolri karena melihat posisi Badrodin saat ini yang menjabat sebagai Wakil Kapolri.

"Supaya ini strukturalnya baik, dan dia sudah melaksanakan situasi yang berat sebulan. Karena struktural, jadi dari Wakapolri naik, jadi tidak perlu dari luar. Jadi kan ada step-step yang baik, proporsional. Karena itu juga, kita profesional. Bukan pilih apa, melainkan profesional," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden sebagaimana dikutip oleh kompas.com.

Selanjutnya, pemerintah menunggu persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat untuk bisa melantik Badrodin sebagai Kapolri yang baru. Tapi DPR sudah memasuki masa reses sampai 22 Maret.

Terutama para anggota parlemen dari PDIP mengecam keputusan Presiden Jokowi membatalkan Budi Gunawan. Mereka menganggap Presiden tidak menghiraukan keputusan DPR yang sudah menyetujui dan meloloskan Budi Gunawan sebagai Kapolri.

hp/yf (rtr,dpa,kompas.com)