1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Jokowi Pimpin Langsung Pemusnahan Narkoba

6 Desember 2016

Presiden Joko Widodo memimpin langsung pemusnahan narkoba hasil tangkapan Badan Narkotika Nasional (BNN) di Monas. 15 ribu warga Indonesia meninggal tiap tahun karena narkoba, kata Jokowi.

https://p.dw.com/p/2Tp0d
Indonesien The National Narcotics Agency - Budi Waseso
Foto: picture-alliance/NurPhoto/A. Styawan

"Sekali lagi saya sampaikan, 15 ribu generasi muda kita mati setiap tahun karena narkoba, bandingkan berapa pengedar dan bandar yang mati setiap tahunnya," kata Jokowi di Silang Monas, Jakarta, hari Selasa (6/12).

Polisi dan BNN memusnahkan sekitar 445 kilogram sabu, 422 kilogram ganja, hampir 200 ribu butir ekstasi dan lebih 320 ribu pil Nimetazepam alias happy five.

Obat-obatan itu adalah sitaan dari 29 tersangka dalam dua bulan terakhir, kata kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso.

Crystal Meth Droge Symbolbild
Selama 2016 BNN menyita hampir satu ton methamphetamineFoto: Imago/Blickwinkel

"Kalau lihat barang seperti ini, kita harus nyatakan perang besar terhadap narkoba," seru Jokowi setelah  melemparkan sekantong bubuk putih ke dalam api, pertanda dimulainya aksi pemusnahan narkoba.

Jokowi disertai beberapa pejabat tinggi, antara lain Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Wakapolri Komjen Pol Syafruddin, Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso, Mensesneg Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung,

Jokowi membuat perang terhadap pensyalahguaan narkotika sebagai salah satu titik berat pemerintahannya. Hingga saat ini 18 orang pedagang dan pengguna narkoba sudah dieksekusi mati, termasuk 15 warga asing.

Indonesien Prozess wegen Drogenherstellung - deutscher Angeklagter
Seorang warga Jerman ditangkap BNN di Bali karena memproduksi crystal meth (September 2016)Foto: picture-alliance/dpa/M. Nagi

Presiden membela sikap tegasnya dalam pelaksanaan eksekusi mati sekalipun banyak kritik dari luar negeri. Jokowi mengklaim Indonesia sedang menghadapi "darurat narkoba" dan harus melakukan tindakan drastis.

Badan Narkotika Nasional menyatakan, selama 2016 telah disita hampir satu ton methamphetamine, tiga ton ganja dan sekitar 600.000 butir ekstasi.

Bulan Agustus lalu, Presiden Jokowi memerintahkan penyelidikan sehubungan dengan tuduhan bahwa perwira polisi dan militer terlibat kasus suap untuk melindungi gembong narkoba dan bisnisnya yang sangat menguntungkan. Hingga kini tidak jelas, apa hasil pemeriksaan itu.