1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Korsel Siap Lengser

29 November 2016

Presiden Korea Selatan, Park Geun Hye, semakin tersudut menyusul skandal korupsi teman-teman terdekatnya. Kini ia menawarkan pengunduran diri bersyarat. Oposisi mengendus manuver politik buat mengulur waktu.

https://p.dw.com/p/2TQnG
Südkorea Rede von Präsidentin Park Geun-Hye
Presiden Korea Selatan Park Geun-HyeFoto: picture-alliance/dpa/Jeon Heon-Kyun

Presiden Korea Selatan, Park Geun Hye, mengisyaratkan siap mengundurkan diri menyusul skandal korupsi. "Saya mempersilahkan parlemen untuk memutuskan nasib saya, termasuk masalah pengurangan masa jabatan," ujarnya dalam pidato yang disiarkan secara langsung di televisi nasional.

"Secepatnya anggota parlemen menyiapkan langkah-langkah peralihan kekuasaan yang memperkecil ancaman vakum kekuasaan dan krisis pemerintahan, saya akan mengundurkan diri," pungkasnya. Pengamat meyakini pernyataan Park adalah upaya menghindari proses pemakzulan paling memalukan dalam sejarah Korsel.

Kisruh di Seoul berawal dari skandal korupsi sejumlah teman dekat Park. Salah satunya, Choi Soon Sil, memanfaatkan hubungan dekatnya dengan presiden untuk mendapat uang sponsor buat dua yayasan miliknya. Dia didakwa memperkaya diri dan penipuan. Choi yang berusia 60 tahun saat ini sudah berada di penjara. Namun Kejaksaan Agung mencurigai Park ikut terlibat.

Südkorea Seoul Demonstration
Aksi demonstrasi di Seoul, Sabtu (26/11), setelah Park menolak diinterogasi oleh penyidik perihal skandal korupsi.Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Young-joon

Jajak pendapat terakhir menyebut sembilan dari sepuluh warga Korea Selatan menginginkan Park agar mengundurkan diri. Sabtu (26/11) lalu ratusan ribu penduduk turun ke jalan buat menentang sang presiden. Aksi tersebut dipicu oleh penolakan Park untuk ditanyai secara langsung oleh penyidik. Presiden terlalu sibuk mengurus pemerintahan, klaim kuasa hukumnya.

Pekan lalu Kejaksaan Agung Korea Selatan mengultimatum Park. Jika ia tetap tidak bersedia diinterogasi hari Selasa (29/11), maka kasusnya akan diambilalih oleh komisi penyidik independen.

Pengamat meyakini Park sedang berusaha mengulur waktu. karena buat 'memperpendek' masa jabatan seorang presiden membutuhkan amandemen konstitusi yang memakan waktu, kata Yul Shin, Guru Besar Politik di Universitas Myongji, Seoul. Park ingin bertahan hingga akhir masa jabatannya awal tahun 2018.

"Tidak mungkin partai-partai oposisi menyetujui tawarannya itu. Tidak jika publik semarah ini," kata Shin. "Dia ingin mengulur waktu, tapi pada akhirnya dia cuma akan mempercepat akhir masa kepresidenannya."

rzn/hp (ap,afp)