1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Nigeria Meninggal Dunia

6 Mei 2010

Setelah menderita sakit sejak lama, Presiden Nigeria Umaru Yar'Adua meninggal dunia dalam usia 58 tahun di Ibukota Abuja.

https://p.dw.com/p/NGc7
Umaru Yar'AduaFoto: picture alliance/dpa

"Presiden Umaru Yar'Adua meninggal malam ini di istana kepresidenan. Pejabat presiden menerima berita tersebut dengan terkejut dan sedih. Pejabat Presidenmenyatakan hari berkabung nasional selama tujuh hari, dengan mengibarkan bendera setengah tiang. Disamping itu juga menyatakan hari Kamis ini, sebagai hari libur. Jenazah Presiden Umaru Yar'Adua akan dimakamkan di kota kelahirannya Katsina, di bagian utara Nigeria," demikian pernyataan yang disampaikan seorang juru bicara kantor kepresidenan.

Presiden Umaru Yar' Adua yang menderita penyakit ginjal dan jatung pernah dirawat di Arab Saudi. Sejak bulan November tahun 2009 lalu, ia tidak lagi tampil di depan umum. Untuk menjalankan tugas kepresidenan, sejak bulan Februari lalu ditunjuk Wakil Presiden Goodluck Jonathan. Ia akan memegang jabatan presiden sampai pemilihan umum bulan April tahun 2011 mendatang.

Dalam masa pemerintahannya, Umaru Yar'Adua menghadapi berbagai krisis di negaranya, yang kaya minyak ini. Mulai dari bentrokan antara kelompok Islam dan Kristen, sampai munculnya perlawanan bersenjata di kawasan Delta Niger. Sebagai seorang pemeluk Islam yang berasal dari bagian utara Nigeria, Umaru Yar'Adua berusaha untuk mengatasi konflik antar agama.

Selama ia tidak dapat menjalankan tugasnya, Nigeria kembali terperosok kedalam krisis politik. Di bagian tengah Nigeria, kelompok Islam dan Kristen terlibat bentrokan berat beberapa waktu lalu, yang menewaskan ratusan orang. Umaru Yar'Adua tidak hanya berusaha mengatasi konflik agama di negaranya, melainkan juga berusaha mengakhiri perlawanan bersenjata di kawasan Delta Niger yang kaya minyak.

Ia berhasil meredam perlawanan tersebut, dengan memberikan amnesti terhadap kelompok MEND, yang melancarkan serangan terhadap instalasi minyak dan aksi penculikan warga asing yang bekerja di kawasan tersebut, untuk mendapatkan uang tebusan. Dengan tawaran amnesti yang diberikannya, ribuan anggota kelompok perlawanan di kawasan Delta Niger menyerahkan senjata.

Kematian Umaru Yar'Adua juga disesali oleh kelompok perlawanan, yang menyebutnya sebagai pejuang perdamaian yang sejati. Tapi pada waktu bersamaan mereka juga memperingatkan, kematian Yar'Adua akan dapat meninggalkan kevakuman di Nigeria, yang mungkin tidak akan dapat diatasi.

Sementara itu semakin lantang terdengar, bagaimana perkembangan selanjutnya di Nigeria, setelah kematian Umaru Yar"Ardua. Akankah Nigeria kembali terjerumus kedalam krisis politik dan bentrokan berdarah? Untuk mengatasi hal itu, merupakan tugas berat dari Goodluck Jonathan yang ditunjuk sebagai pejabat presiden.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyampaikan ucapan belasungkawa, dengan menyebut Umaru Yar'Adua sebagai seorang tokoh yang sangat mempercayai potensi dan masa depan negaranya. Umaru Yar'Adua berjuang untuk menegakkan demokrasi dan memerangi korupsi di negaranya. Serta berusaha menciptakan perdamaian dalam konflik antara kelompok Islam dan Kristen. Demikian dikatakan Presiden Barack Obama.

AR/YF/dpa/afp/rtr