1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Produk Organik Masih Kurang Populer

26 September 2011

Beragam produk organik tengah digilai di Jerman. Nilai konsumsinya mencapai 6 miliar Euro per tahun. Jerman menjadi pasar kedua terbesar bagi produk organik setelah Amerika Serikat.

https://p.dw.com/p/12gFQ
Ilustrasi produk dari supermarket bio
Ilustrasi produk dari supermarket bioFoto: picture-alliance/dpa

Dua puluh lima kilometer dari Köln, terdapat taman nasional Bergisches Land yang dikelilingi padang rumput dan hutan lebat. Keluarga Ivanov-Below tinggal di peternakan kecil mereka. Bebek, anjing, dan ayam bebas berkeliaran, kambing merajalela di rerumputan, babi sibuk bersenandung di dalam kandang.

Katrin Ivanov-Below bersama hewan ternaknya
Katrin Ivanov-Below bersama hewan ternaknyaFoto: DW

Disiplin membawa keunggulan

Katrin Ivanov-Below dan suaminya, Evgeny, telah mengelola peternakan selama 4 tahun. Keduanya lulusan bidang pertanian, jadi bisa dibilang mimpi mereka tercapai. Fokus mereka kini menawarkan produk sehat yang berasal dari peternakan organik. Daging yang mereka jual dua kali lebih mahal dari produksi daging konvensional. Mengapa? Katrin memberi contoh unggas, "Hewan ternak dipelihara tidak dalam kelompok besar seperti peternakan konvensional. Mereka harus tetap dapat hidup seperti unggas, bebas berkeliaran, menghirup udara segar. Tidak seperti pertanian konvensional yang hewannya terus-terusan berada di dalam kandang. Kualitas pangan ternak kami juga sangat berbeda, mengikuti panduan yang ketat. Ini poin-poin yang membuat total produksi menjadi jauh lebih mahal."

Namun bukan berarti peternak organik mampu meraup keuntungan besar-besaran seperti yang selama ini digembar-gemborkan. Banyak faktor yang berperan. Masih banyak konsumen yang menilai produk organik terlalu mahal. Dan meski jumlah konsumen bertambah tiga kali lipat menurut sebuah studi atas tingkat permintaan bagi produk organik tahun lalu, tetap saja pangsa pasar produk organik kurang dari 4 persen dari total penjualan bahan pangan. Jumlah yang masih tergolong sangat rendah. Ini juga karena banyak peternak yang tidak ingin menjual produk mereka dalam skala besar, seperti keluarga Ivanov-Below. "Kami kontak langsung dengan konsumen. Kami menjual daging dan produk-produk kami tanpa perantara. Dalam arti, orang-orang datang ke peternakan kami, mendapat kesempatan untuk melihat peternakan kami, hewan ternak dan tentunya kami, para peternak. Mempertanyakan dan mengintip apa yang terjadi di belakang layar."

Produk organik dari sebuah supermarket bio yang kerap dijumpai di Jerman
Produk organik dari sebuah supermarket bio yang kerap dijumpai di JermanFoto: picture alliance/CTK

Jual tanpa perantara

Metode jualan mereka juga memberi kesempatan bagi konsumen untuk mengenal para peternak. Mengetahui dari mana makanan yang mereka konsumsi berasal dan bagaimana metode produksinya. Para peternak organik berambisi mengajak para konsumen lebih mencintai lingkungan serta kesejahteraan hewan. Setidaknya menurut Katrin Ivanov-Below, "Saya selalu ingin semua orang mengurangi konsumsi daging, setidaknya separuh dari tingkat konsumsi sekarang, dan benar-benar makan lebih sedikit daging hingga hanya sekali atau dua kali seminggu. Nah kalau konsumsi daging sudah berkurang separuhnya, maka tingkat konsumsi daging pun dapat meningkat."

Tapi apakah banyak orang yang mau menghabiskan lebih banyak uang bagi produk organik? Sebuah survei yang digelar di pasar tradisional di Bonn melahirkan beragam opini: "Kalau saya mendapat kualitas yang lebih baik, saya selalu siap mengeluarkan uang lebih. Baik itu organik maupun konvensional," "Tampaknya tidak. Produk yang normal saja sudah cukup bagi saya," "Ya saya mau. Karena kalau tidak saya akan menghamburkan terlalu banyak uang untuk produk-produk lainnya," "Saya akan menginvestasikan lebih banyak uang, dan memang saya sudah melakukannya. Karena saya yakin hewan-hewannya dipelihara dengan baik, dan saya percaya kualitasnya lebih baik."

Lebih terpercaya

Tren bio juga terhindar dari beragam skandal pangan. Mulai dari wabah sapi gila, dioksin di telur dan daging basi di supermarket. Terutama orangtua muda tampaknya menaruh banyak perhatian pada makanan yang tergolong ekologis. Makanan bayi hingga kini menjadi makanan organik yang paling populer di Jerman.

Jana Knabe/Carissa Paramita

Editor: Luky Setyarini