1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Profil Anak Muda di Balik Revolusi Mesir

27 Desember 2011

Gerakan Pemuda 6 April adalah motor gerakan revolusi damai di Mesir. Mereka semua punya jaringan yang baik dan kemampuan memobilisasi massa. Ramy El Swissy adalah satu diantara tokoh utama.

https://p.dw.com/p/13Zl7
Ramy El Swissy salah satu tokoh di balik gerakan revolusi MesirFoto: DW

Ramy El Swissy bangga. Sebuah revolusi rakyat yang mereka buat pada awal tahun telah menggerakkan rakyat Mesir, dan Ramy ada di tengah-tengah itu. Melalui Gerakan Pemuda 6 April, lewat Facebook dan Twitter, ribuan orang terpanggil sejak hari pertama untuk ikut dalam protes. Puncak revolusi adalah pengunduran diri Husni Mubarak pada 11 Februari 2011. Hari itu, Ramy ingat persis dia sedang berada di belakang istana presiden "Semua orang menari dan bergembira. Bahkan, para tentara yang menjaga istana ikut keluar dan menari bersama kami. Selama tiga hari penuh rakyat menggelar jutaan pesta”.

Itulah mimpi yang menjadi kenyataan. Sebuah mimpi yang telah ia impikan sejak masa muda. Ramy adalah pemuda berambut hitam pendek dengan dan belajar ilmu ekonomi. Meski masih berumur 22 tahun, tapi dalam isu hak asasi manusia ia merasa veteran. Pada usia 14 tahun ia bergabung dengan Amnesty Internasional, untuk melawan praktek penyiksaan di Mesir. Tiga tahun kemudian ia mendirikan Gerakan Pemuda 6 April.

Empatbelas orang bergabung. Mereka dipersatukan oleh gagasan untuk mendukung protes para pekerja. Melalui jejaring sosial Facebook, mereka mendirikan sebuah kelompok, mengundang kawan-kawan dan kenalan bergabung dalam jejaring sosial. Kelompok ini terus berkembang, dan pada awal revolusi jumlahnya mencapai hampir 30 ribu orang. Merekalah kelompok pertama yang menyerukan demonstrasi massa pada bulan Januari.

Setelah Mubarak jatuh, datanglah militer. Di Mesir, mereka masih berkuasa seperti sebelumnya. Maka, Ramy dan kawan-kawan melanjutkan perjuangan. Gerakan Pemuda 6 April adalah kelompok yang paling tajam mengkritik Dewan Militer, dan ini membuat mereka kembali menjadi sasaran tembak. Dalam sebuah pernyataan resmi, Dewan Militer Mesir menuduh gerakan ini dikontrol oleh dinas rahasia asing dan karenanya mengancam keamanan. Mereka meminta rakyat agar menjaga jarak dari Gerakan Pemuda 6 April. Benih-benih ketidakpercayaan kini muncul "Itu adalah masalah nyata, karena sebelumya orang mempercayai kami. Lalu, orang-orang mulai menyebut kami pengkhianat. Beberapa kawan bahkan tidak mau mengangkat ketika saya mencoba menelepon mereka”

Bagi Ramy, itu juga punya implikasi pribadi: kawan-kawan tak mau lagi bekerjasama dengannya. Ia diberhentikan dari pekerjaan sebagai penasihat ekonomi. Tapi, meninggalkan kelompok ini, tak pernah ada dalam pikiran Ramy. Ia tahu persis resiko yang harus ia terima untuk menegakkan idealisme.

Ramy pernah ditangkap di era Mubarak. Ia menghabiskan beberapa malam di penjara. Banyak kawan-kawannya dianiaya dan disiksa. Selama revolusi, Ramy ada di barisan depan, berhadap-hadapan langsung dengan militer. Ia tak punya rasa takut "Kami telah menciptakan revolusi di Mesir. Dan revolusi ini mulai mengubah dunia. Sebagaimana dilakukan orang-orang di Amerika, saat ini. Rakyat di Spanyol juga menggunakan ide yang sama dengan kami”

Ide kebebasan, keadilan sosial dan demokrasi, hari-hari ini kelihatannya hampir dilupakan di Mesir. Tapi Ramy dan Gerakan Pemuda 6 April ingin mengingatkan Dewan Militer, bahwa mereka tak bisa merebut revolusi yang digulirkan anak-anak muda ini. Jika diperlukan, Ramy dan kawan-kawan siap memulai revolusi berikutnya.

Andy Budiman

Editor: Hendra Pasuhuk