1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Proses "Cuci Otak"

Mu Cui29 Oktober 2013

Pengertian "cuci otak" yang umum adalah upaya membentuk ulang cara perpikir seseorang. Namun, cuci otak yang dimaksudkan kali ini adalah proses pembersihan otak yang sesungguhnya. Bagaimana caranya?

https://p.dw.com/p/1A7GX
Foto: Fotolia/marksykes

Tubuh manusia berfungsi seperti pabrik yang sangat rumit. Di reaktor yang berbeda-beda kerap terjadi pertukaran materi yang menghasilkan banyak sampah tak berguna. Untuk itu dibutuhkan organ limpa yang bertugas membuang bibit penyakit dan partikel asing, seperti misalnya sel tumor.

Namun, proses pembersihan ini tidak sampai hingga ke otak. Padahal pertukaran zat justru paling banyak terjadi di otak. Setiap menit zat putih telur yang bisa merusak sel saraf "dibuang".

Pembersihan Otak

Cara otak mengatasi zat yang tidak dibutuhkan tersebut berhasil diungkap oleh tim ilmuwan dari University of Rochester Medical Center di AS. Hasil penemuannya dipublikasikan di Science-Magazin.

Ternyata otak tidak memanfaatkan sistem pembersihan limfa. Otak memiliki pelayanan pembersihan tersendiri, yakni sistem "glympha". Sel glia memainkan peranan penting dengan memompa keluar cairan otak dan zat sisa.

Namun, proses ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Para peneliti memperkirakan pembersihan otak secara keseluruhan membutuhkan sekitar delapan jam per harinya. Ini terjadi saat pemilik organ sedang tidur. Karena saat tidur, jarak antara sel saraf membesar. Cairan saraf bisa mengalir tanpa hambatan dan membuang zat sisa.

Harus Cukup Tidur

Jika waktu tidur terlalu pendek, proses pembersihan tidak bisa tuntas. Para ilmuwan memperingatkan, ini bisa merusak otak untuk jangka panjang. Zat sisa yang merusak kesehatan bisa menuju otak jika tidak disingkirkan. Dampaknya antara lain bisa berupa penyakit seperti Alzheimer atau Parkinson.

Karena itu para ilmuwan menyarankan untuk tidak terlambat pergi tidur dan memberikan waktu yang cukup bagi otak untuk membersihkan diri.