1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Publikasi Al Jazeera Rumitkan Upaya Perdamaian Timur Tengah

25 Januari 2011

Sekitar 1700 dokumen rahasia mengenai perundingan Israel Palestina yang menunjukkan penawaran konsesi Palestina yang lebih besar pada Israel diungkap oleh saluran televis Arab Al Jazeera.

https://p.dw.com/p/102cH
Mahmoud Abbas (kiri) ketika bertemu Perdana Menteri IsraelBenjamin Netanyahu di Washington, September 2010Foto: picture alliance/dpa

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Philip Crowley mengatakan bahwa dipublikasikannya dokumen-dokumen rahasia tersebut oleh saluran televisi Arab Al Jazeera akan memperburuk situasi diplomasi Israel-Palestina yang sekarang saja sudah sulit. Tapi Crowley menegaskan, Amerika Serikat masih akan tetap melanjutkan upaya perundingan kedua belah pihak, dan mencari jalan untuk mempersempit jurang perbedaan yang ada.

Dalam kurun waktu 24 jam, para pejabat senior Amerika Serikat telah mengontak para pemimpin Palestina dan Israel, termasuk Presiden Mahmoud Abbas, guna menilai reaksi mereka dan mecoba agar kedua belah pihak tetap dapat berunding. Sejumlah pengamat konflik Timur Tengah mengatakan, bocornya dokumen-dokumen tersebut dapat mengacaukan semua upaya pemerintahan Presiden Barack Obama dalam memulai lagi pembicaraan damai, yang mulai terlupakan sejak gagalnya negosiasi langsung pada kahir tahun 2010 lalu.

Dokumen-dokumen tersebut membeberkan konsesi yang ditawarkan oleh para juru runding Palestina pada tahun 2008, sebelum Barack Obama terpilih menjadi presiden Amerika Serikat dan mengumumkan rencana upaya damainya, yang sejak itu malah menemui jalan buntu.

Dengan diungkapnya dokumen-dokumen tersebut, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, sekarang berada di bawah tekanan besar. Ini artinya, posisi Kelompok radikal Hamas di Palestina makin kuat.

Pengungkapan dokumen rahasia oleh stasiun televisi Al Jazeera ini telah memancing kemarahan para pemimpin Palestina juga bangsa Arab yang khawatir bahwa para juru runding Palestina benar-benar menawarkan terlalu banyak lahan, termasuk wilayah sensitif seperti masa depan Yerusalem. Belum jelas dari mana Al Jazeera mendapatkan dokumen-dokumen itu.

Menanggapi publikasi dokumen rahasia ini, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, "Tujuannya tak lain untuk menciptakan kebingungan. Mereka telah menunjukkan dokumen yang dikatakan sebagai milik Palestina. Faktanya dokumen-dokumen itu milik Israel. Kita tak punya apa-apa untuk disembunyikan dan semua negara negara Arab tanpa kecuali mengetahuinya."

Kelompok Hamas melihat dokumen-dokumen itu sebagai bukti bahwa pimpinan Palestina diam-diam bekerjasama denga Israel. Seperti yang dikatakan Fawzi Barhoum dari kelompok Hamas, "Hal ini menegaskan bahwa Otoritas Palestina mengabaikan hak-hak rakyat Palestina, terutama hak-haknya di Yerusalem. Dan ini adalah bukti bahwa otoritas Palestina telah menyesatkan bangsa Palestina, warga Arab dan umat Muslim."

Desember 2010, Pemerintahan Obama mengurungkan upaya mendesak Israel dalam menghentikan pemukiman Yahudi di wilayah yang diduduki. Saat itu Palestina mengatakan penghentian pembangunan tersebut adalah prasyarat dilanjutkannya pembicaraan damai. Bagi Preseiden Obama, perdamaian di Timur tengah merupakan kunci dari tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

Miranti Hirschmann/dpa/rtr/afp

Editor: Hendra Pasuhuk