1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

161211 Abwehrzentrum Rechtsextremismus

16 Desember 2011

Sebagai konsekuensi dari rangkaian pembunuhan terhadap imigran oleh kelompok ektremis kanan, Jumat (16/12) di Berlin, Kementerian Dalam Negeri Jerman meresmikan badan bersama untuk menangkal terorisme ekstrim kanan.

https://p.dw.com/p/13UcF
Berlin/ Der Praesident des deutschen Bundeskriminalamtes (BKA), Joerg Ziercke (v.l.), Bundesinnenminister Hans-Peter Friedrich (CSU), und der Praesident des Bundesverfassungsschutzes, Heinz Fromm, geben am Freitag (16.12.11) im Bundesinnenministerium in Berlin eine Pressekonferenz anlaesslich der Eroeffnung des Abwehrzentrums gegen Rechtsextremismus. Das neue Abwehrzentrum gegen Rechtsextremismus koennte laut Bundesinnenminister Hans-Peter Friedrich Einfluss auf ein moegliches NPD-Verbotsverfahren haben. Es muesse geprueft werden, inwieweit die Neonazi-Terrorzelle in Zwickau Verbindungen zu der Partei hatte, sagte der CSU-Politiker am Freitag im Bayerischen Rundfunk anlaesslich der Eroeffnung der Einrichtung. (zu dapd-Text) Foto: Axel Schmidt/dapd
Mendagri Jerman Friedrich (tengah) dalam konferensi pers di Berlin (16/12)Foto: dapd

Yang diresmikan Menteri Dalam Negeri Jerman Hans-Peter Friedrich sebetulnya bukan badan baru, melainkan sebuah plattform untuk kerjasama lebih baik antara polisi dan dinas rahasia. Yakni untuk memerangi lebih efektif ekstrim kanan. Sekitar 130 sampai 140 aparat keamanan yang aktif di pusat penangkalan terorisme ekstrim kanan. Jumlah itu dapat bertambah, dikatakan Ketua Badan Kriminal Jerman Jörg Ziercke.

Pusat Penangkal Terorisme Ekstrim Kanan yang baru, terdiri dari satu bagian kepolisian dan satu bagian dinas rahasia. Dinas Rahasia membentuk pusat informasi dan analisa untuk ekstrim kanan di Köln, sementara jawatan kepolisian yang terdiri dari seksi Jerman juga polisi Eropa, Europol, di kantor lainnya di Meckenheim, sekitar setengah jam perjalanan dari Köln. Setiap hari dilakukan pertemuan untuk bertukar informasi, bergilir satu minggu di Meckenheim, minggu berikutnya di Köln.

Terutama aksi berdarah kelompok Sel Teror Zwickau yang meskipun pengamatan lama oleh jawatan pelindung konstitusi dan polisi, dapat membunuh 9 imigran dan seorang polisi, mengungkap adanya kurangnya koordinasi dalam pengusutan oleh aparat keamanan. Demikian diakui Menteri Dalam Negeri Friedrich: "Dengan pembukaan pusat penangkalan bersama terorisme ekstrim kanan, kami menarik konsekuensi dari kekurangan berfungsi yang kami sadari.“

ARCHIV - Die Bildkombo mit Polizeifotos zeigt undatierte Porträtfotos der acht Mordopfer Enver Simsek, Abdurrahim Özüdogru, Süleyman Tasköprü und Habil Kilic (oben, v.l.), sowie Yunus Turgut, Ismail Yasar, Theodorus Boulgarides und Mehmet Kubasik (unten, v.l). Der Polizistenmord von Heilbronn war wohl keine Einzelaktion. Die Bundesanwaltschaft zieht den Fall an sich: Sie sieht Verbindungen zu der Döner-Mordserie an türkischen und griechischen Ladenbesitzern. Foto: Bernd Thissen dpa (zu dpa 0412 vom 12.11.2011) Bildwiederholung mit Namensergänzung
Korban rangkaian aksi teror ekstrim kananFoto: picture alliance/dpa

Konstruksi Rumit Kerjasama Polisi dan Dinas Rahasia

Konstruksi lokasi Pusat Penangkal Terorisme Ekstrim Kanan di dua tempat, memiliki alasan historis secara politis. Di Jerman ada peraturan pemisahan antara polisi dan dinas rahasia, yang melarang penerusan tanpa batas informasi dinas rahasia kepada polisi dan sebaliknya, atau bahkan interelasi keduanya secara organisatoris. Dengan cara itu pendiri Republik Federal Jerman ingin mencegah terulangnya kembali pengalaman buruk di masa rezim Hitler, dimana polisi rahasia Jerman Gestapo memiliki kekuasaan yang luar biasa.

Juga pada Pusat Penangkal bersama terorisme ekstrim kanan, peraturan ini dipegang dalam melakukan kerjasama. Ketua Jawatan Pelindung Konstitusi Jerman Heinz Fromm menyampaikan kinerjanya secara sederhana: "Polisi dapat melakukan segalanya, tapi tidak dapat mengetahui semuanya. Kami dapat mengetahui semuanya, tapi tidak dapat melakukan segalanya."

Fromm menilai pemisahan demikian ketat yang jarang ditemui di negara manapun kecuali di Jerman, bermanfaat tidak hanya dari alasan politis. Pemisahan itu juga menguntungkan perlindungan sumber informasi. Tanpa hal itu akan sangat sulit misalnya untuk mendapat informan dari kalangan kelompok ekstrim kanan.

Bernd Gräßler/Dyan Kostermans

Editor: Ayu Purwaningsih