1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Putin Kali Ini Dianggap 'Kelewatan'

17 Desember 2011

Ribuan orang diperkirakan akan kembali berdemonstrasi di Rusia untuk memprotes penipuan yang dilakukan dalam pemilihan parlemen terakhir. Partai liberal yang kali ini menyerukan kepada warga Rusia untuk turut serta.

https://p.dw.com/p/13Uj8
Foto: picture-alliance/dpa

Ketua partai liberal 'Yabloko', Sergei Mitrochin, menggambarkan pernyataan perdana menteri Rusia Vladimir Putin di televisi Kamis lalu (15/12) sebagai 'kelemahan impunitas politis'. Saat itu, Putin mengatakan, ia mengira demonstrasi massal Sabtu lalu (10/12) adalah seruan untuk memerangi AIDS. Pernyataan tersebut memicu berbagai reaksi di Moskow.

Seruan Demonstrasi Massal

Partai Yabloko kini mengajak warga untuk kembali berdemonstrasi Sabtu ini (17/12). Mitrochin menjelaskan, "Kami tentu tidak bisa menjamin akan mengulang keberhasilan 10 Desember lalu. Demonstrasi kali ini akan lebih kecil. Tetapi kami ingin meneruskan diskusi politik ini."

Berdasarkan perhitungan Partai Yabloko, dalam pemilihan parlemen mereka meraih 7 persen suara dan seharusnya berhak mendapat kursi di Duma. Namun, secara resmi mereka dikatakan hanya meraih 3 persen. Hanya hasil di St. Petersburg, lokasi pusat pendukung Yabloko, yang tidak berhasil dipengaruhi komisi pemilu setempat. Mereka gagal mencegah keberhasilan Grigori Yavlinsky.

Sulit Cegah Penipuan Pemilu

Untuk pertama kalinya, pendiri Yabloko tersebut berhasil duduk di parlemen. Yavlinsky mengatakan, "Kami kini terwakili dalam tiga parlemen regional. Di Pskow, Karelien dan St. Peterburg. Hasil perhitungan yang salah juga terjadi di St. Petersburg. Kita harus memastikan, agar di Rusia bisa terwujud pemilihan yang bebas dan adil."

Ini adalah hal yang sulit tercapai. Pihak oposisi memperkirakan, penipuan hasil pemilihan juga akan terjadi dalam pemilihan presiden bulan Maret mendatang. Dalam beberapa hari terakhir, hasil jajak pendapat menunjukkan popularitas Putin maupun Presiden Dmitry Medvedev turun secara drastis hingga hampir 8 persen. Lembaga survey milik negara bahkan meramalkan, bahwa dalam putaran pertama pemilihan, Putin hanya akan memperoleh 42 persen, dibandingkan 70 persen yang diraihnya dalam pemilihan presiden terakhir. Jika itu terjadi, Putin harus mengikuti pemilihan ulang.

Tindakan Putin Sudah 'Keterlaluan'

Banyak pakar politik berpendapat, Putin 'kelewatan' dengan kritik tajamnya terhadap demonstrasi yang memprotes penipuan hasil pemilu Sabtu lalu (10/12). Salah seorang diantaranya, adalah Georgi Satarov. "Kami mendengar omongannya yang tidak masuk akal. Di waktu bersamaan ia menjelaskan angka-angka yang bukan merupakan kompetensinya. Ia juga menunjukkan kebenciannya terhadap oposisi."

Sebagian besar warga Rusia bersimpati dengan demonstran yang turun ke jalan Sabtu lalu (10/12). Partai liberal berharap, hari inipun ada sekitar 10 ribu orang yang turut bergabung dalam aksi protes yang berlangsung di lokasi yang sama seperti demonstrasi pekan lalu. Aksi seminggu yang lalu yang memprotes penipuan hasil pemilu dan memprotes kebijakan partai Rusia Bersatu diikuti sekitar 40 ribu hingga 80 ribu orang.

Hermann Krause/Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Marjory Linardy